Tak Kunjung Berdamai! Sengketa Tanah Makam Watukebo Dibahas di DPRD Banyuwangi

Tuesday, 29 April 2025 - 18:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Tak Kunjung Berdamai! Sengketa Tanah Makam Watukebo Dibahas di DPRD Banyuwangi (Sumber: Istimewa)

Gambar Tak Kunjung Berdamai! Sengketa Tanah Makam Watukebo Dibahas di DPRD Banyuwangi (Sumber: Istimewa)

Frensia.id –Sengketa tanah pemakaman di Dusun Krajan, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, masih terus bergulir panas. Polemik yang mencuat sejak akhir 2024 itu akhirnya dibahas dalam rapat dengar pendapat di DPRD Banyuwangi, Selasa (29/4/2025)

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi, Marifatul Kamila, menghadirkan banyak pihak: perwakilan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Watukebo Bersatu, Kepala Desa Watukebo, Camat Blimbingsari, perwakilan ATR/BPN, Kemenag, sejumlah OPD, hingga pihak Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Darul Aitam Al Aziz selaku pemegang sertifikat wakaf.

Selama dua jam rapat berlangsung dalam suasana tegang. Namun hingga akhir pertemuan, mediasi belum menghasilkan titik temu.

“Karena buntu kami merekomendasikan untuk dilakukan mediasi lagi di Desa Watukebo dan waktunya menunggu dari pak Camat. Mediasi lanjutan ini wajib dilakukan,” ujar Marifatul Kamila.

Jika mediasi lanjutan tidak segera dilakukan, Komisi I menyarankan agar dilakukan peninjauan kembali terhadap sertifikat wakaf yang kini menjadi sumber sengketa.

Baca Juga :  Direktur Pascasarjana UNIIB Banyuwangi Kaji Peranan Alumni UIN KHAS Jember di Masyarakat, Ini Hasilnya!

Rifa, sapaan akrab Marifatul, menyebut akar permasalahan mulai terkuak. Berdasarkan data dari Kepala Desa dan buku kerawangan, lahan tersebut memang merupakan tanah makam desa.

“Bunyi pada kerawangan yang itu adalah dari BPN, bunyinya adalah tanah makam,” tegasnya.

Masalah muncul ketika tanah makam itu tiba-tiba diklaim sebagai milik pribadi, lalu diwakafkan dan terbit sertifikat atas nama yayasan.

“Tapi berdasarkan data yang ada tanah itu jelas tanah desa, di sini ada hal janggal dalam proses sertifikasi ini yang perlu diusut,” lanjut Rifa.

Abdul Hafidz, kuasa hukum warga, mendesak agar sertifikat wakaf Nomor 00037 dibatalkan. Ia menilai proses terbitnya sertifikat tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

“Atau opsi lainnya adalah sertifikat dialihkan, bukan lagi milik yayasan tapi menjadi milik takmir masjid Watukebo. Dikelola lagi oleh masyarakat. Kalau masih buntu, kami akan bawa persoalan ini ke ranah hukum. Kami menduga ada permainan mafia tanah dan itu juga yang kami laporkan,” tegas Hafidz.

Baca Juga :  Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo

Pihak yayasan tak tinggal diam. Ahmad Nur Roni Khoiron menyatakan bahwa penerbitan sertifikat dilakukan sesuai prosedur. Ia memastikan yayasan siap mengikuti proses hukum jika diperlukan.

“Kami siap mengikuti prosedur yang ada,” ujar Nur Roni.

Sebagai catatan, sertifikat wakaf atas nama yayasan terbit pada akhir 2024 dan menuai protes dari warga yang merasa lahan makam tersebut adalah milik desa.

Terlebih, dalam dokumen desa disebutkan luas tanah makam 2.562 m², namun di sertifikat hanya tercatat 1.649 m². Tercium adanya indikasi pengurangan luas dan dugaan keterlibatan mafia tanah dalam kasus ini.

Penulis : Qhobid Z

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Keren! Program Lost and Found KAI, Amankan Barang Penumpang Hingga Mencapai 1,4 Miliar
Perempuan di Jember Muntah Darah Hingga Tewas
Komisi B DPRD Jember Tunda Rapat dengan DTPHP Gegara Plt Kepala Dinas Tidak Hadir
Pengembangan Perumahan di Jember Bikin Saluran Irigasi Pertanian Tertutup
Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar
“Gus’e Menyapa” di Jombang Jember: Sosialisasikan Program Pemerintah hingga Perputaran Ekonomi Lokal
Bupati Fawait Ajak Petani Kumpul Pastikan Bantuan Pertanian Tak Salah Arah
Kejari Tahan Tersangka Dugaan Korupsi Sosraperda yang Sempat Mangkir dari Panggilan

Baca Lainnya

Friday, 28 November 2025 - 23:00 WIB

Perempuan di Jember Muntah Darah Hingga Tewas

Thursday, 20 November 2025 - 23:25 WIB

Komisi B DPRD Jember Tunda Rapat dengan DTPHP Gegara Plt Kepala Dinas Tidak Hadir

Tuesday, 18 November 2025 - 10:22 WIB

Pengembangan Perumahan di Jember Bikin Saluran Irigasi Pertanian Tertutup

Wednesday, 12 November 2025 - 14:59 WIB

Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar

Sunday, 9 November 2025 - 16:07 WIB

“Gus’e Menyapa” di Jombang Jember: Sosialisasikan Program Pemerintah hingga Perputaran Ekonomi Lokal

TERBARU

Gambar Konsesi Tambang NU, Akademisi Muhammadiyah: Jangan Tergesa-gesa! (Ilustrasi Frensia.Id)

Politia

Konsesi Tambang NU, Akademisi Muhammadiyah: Jangan Tergesa-gesa!

Saturday, 29 Nov 2025 - 18:04 WIB