Frensia.id- Pada bulan puasa Ummat muslim dianjurkan melakukan amal-amal yang dinilai ibadah di sisi Allah SWT. Salah satu yang sangat istimewa di Bulan Ramadhan adalah shodaqoh pada fakir juga pada para janda.
Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan sangat disarankan setiap saat ketika kita memiliki kesempatan dan kemampuan, baik itu dalam hal tenaga, pemikiran, maupun kekayaan.
Namun, memberikan sedekah memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama saat bulan Ramadhan karena pada waktu itu membawa nilai yang sangat istimewa dan bermakna secara spiritual.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam beberapa riwayat atau hadist. Salah satunya, hadit riwayat Imam At-Tirmidzi berikut;
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
“Dari Anas RA, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan,” (HR At-Tirmidzi).
Bahkan ada fakta bahwa para sahabat menyaksikan kedermawanan Rasulullah SAW sendiri di bulan Ramadhan. Mereka menyatakan bahwa Rasulullah adalah sosok sering bersedekah setiap ada kesempatan.
Namun, di bulan Ramadhan, kedermawanan Rasulullah SAW terlihat semakin mencolok daripada pada bulan-bulan lainnya.
ومبادرته لإكثار الصدقة لأنه صلى الله عليه وسلم كان أجود ما يكون في رمضان، وبالجملة فيكثر فيه من أعمال الخير لأن العمل يضاعف فيه على العمل في غيره من بقية الشهور
“(Orang berpuasa) dianjurkan segera memperbanyak sedekah karena Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati di Bulan Ramadhan. Seseorang dapat melakukan kebaikan secara umum karena ganjaran amal kebaikan apapun bentuknya akan dilipatgandakan dibandingkan ganjaran amal kebaikan yang dilakukan di luar bulan Ramadhan,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1999 M/1420 H].
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, sedekah di bulan suci Ramadhan, ternyata memiliki pahala yang lebih besar dari pada hari-hari biasanya.
Lantas bagaimana sedekah pada para janda? Ternyata dalam beberapa riwayat dan hadist diterangkan juga sangat istimewa.
Dalam beberapa literatur, terdapat anjuran untuk menghormati dan memuliakan janda. Memuliakan janda tidak hanya berarti menikahinya, tetapi juga bisa dilakukan dengan memberikan bantuan kepada kebutuhan mereka.
Salah satu ulama’ bernama Ibnu Batthal dalam kitab syarah Shahih Bukhari menyatakan bahwa memberikan dukungan dan bantuan kepada janda dan orang miskin memiliki pahala yang sangat besar.
من عَجَز عن الجهاد في سبيل الله، وعن قيام الليل، وصيام النهار – فليعملْ بهذا الحديث، ولْيسعَ على الأرامل والمساكين؛ لِيُحشر يومَ القيامة في جملة المجاهدين في سبيل الله، دون أن يَخطو في ذلك خُطوة، أو يُنفق درهمًا، أو يلقى عدوًّا يرتاعُ بلقائه، أو ليحشر في زُمرة الصائمين والقائمين
“Siapa yang tidak mampu berjihad di jalan Allah, tidak mampu rajin tahajud atau puasa di siang hari, hendaknya dia praktekkan hadis ini. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup janda dan orang miskin, agar kelak di hari kiamat dikumpulkan bersama para mujahidin fi Sabilillah. Tanpa harus melangkah di medan jihad atau mengeluarkan biaya, atau berhadapan dengan musuh. Atau agar dikumpulkan bersama orang yang rajin puasa dan tahajud,“.
Bahkan selain penjelasan di atas, juga ada hadist shahih yang menjelaskan sedekah kepada janda sangat istimewa. Salah satunya adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Ia menceritakan bawah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda;
السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوْ كَالَّذِى يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيْلَ
“Orang yang berusaha memenuhi kebutuhan janda dan orang miskin, pahalanya seperti mujahid fi Sabilillah atau seperti orang yang rajin puasa di siang hari dan rajin tahajud di malam hari”, (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan panjang riwayat di atas, tampaknya tak terbayangkan besar pahala sedekah kepada janda. Apalagi hal tersebut dilakukan pada saat bulan puasa.