Frensia.id- Lailatul Qadar merupakan salah satu keistimewaan dari umat Nabi Muhammad SAW. pasalnya, umat yang cenderung dianugerahi usia relatif pendek dibanding umat sebelumnya. Namun mereka mendapatkan karunia sebuah malam yang mempunyai mutu atau kualitas yang cukup tinggi.
Pada malam tersebut dilipatgandakan amal kebajikan seorang hamba. Ibadah pada malam lailatul qadar lebih baik dari pada beribadah selama seribu bulan.
Menurut pendapat yang masyhur malam lailatul qadar secara pasti tidak diketahui, akan tetapi terdapat garis yang dapat dilacak oleh seorang hamba untuk mendapatkan kemulyaan malam tersebut, yaitu terletak pada sepuluh hari terakhir pada malam-malam yang ganjil.
Di malam ganjil yang ke berapa? Maka itu semua adalah menjadi rahasia Allah SWT. Tetap menjadi rahasia dikarenakan, menurut Imam Ar-Razi, apabila seseorang mengetahui malam tersebut adalah malam seribu bulan lantas ia sengaja mengerjakan ma’siat, maka dosa yang diperuntukkan baginya juga berlipat ganda seribu bulan.
Sebagai sebuah rahasia, akan tetapi malam lailatul qadar juga memberikan pertanda lewat ayat-ayat kauniyah (semesta), berikut tanda-tanda yang disimpulkan semesta bahwa malam tersebut adalah malam lailatul qadar, berdasarkan penjelasan dari hadits dan ucapan ulama’:
Pertama, pada pagi harinya, sorot cahaya mentari tidak cukup tajam sebagaimana hari-hari biasa. Dikatakan hal tersebut disebabkan pada malam harinya, ketika Malaikat turun ke bumi, jejaknya menghalau sinar mentari turun secara utuh, sehingga mengurangi intensitas ketajamannya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya. Tanda tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad dan Imam Abu Daud.
Kedua, pada malam tersebut suasana sangat tenang dan sayu, tidak terlalu panas ataupun dingin. Pertanda ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Ketiga, air laut berubah menjadi tawar, hal ini dikisahkan, suatu saat budak milik Utsman bin Abil Ash menemukan air laut berubah menjadi tawar, lantas mengadukan kepada tuannya. Setelah mengadukan pada tuannya, ia tahu bahwa malam tersebut adalah malam lailatul qadar.
Keempat, kisah lain disampaikan oleh sejarawan Islam Ath-Thabari, bahwa ketika malam lailatul qadar pepohonan akan menundukkan daunnya seolah sedang bersujud.
Sebagai sebuah tanda tidak berarti mempunyai validitas yang terus absolut, bisa saja malam yang mulya tersebut hadir tanpa dibersamai tanda tersebut atau dengan tanda yang lain. Tetap saja sebagai rahasia Allah malam lailatul qadar akan diperoleh oleh siapa saja yang Ia kehendaki.