Tari Topeng Kaliwungu Khas Lumajang, Kesenian Tradisional Jawa Madura 

Minggu, 7 Juli 2024 - 01:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Jawa Timur tidak hanya punya Gandrung Sewu khas Banyuwangi, namun juga Tari Topeng Kaliwungu yang berasal dari Kabupaten Lumajang.

Awal munculnya kesenian tari tradisional ini tidak lain karena pengaruh kebudayaan Madura yang mulai masuk di Lumajang pada tahun 1940-an. Tepatnya saat mulai banyak masyarakat Madura berimigrasi ke Lumajang.

Beberapa tokoh lokal juga beragnggapan bahwa tarian ini merupakan hasil perkawinan antara dua kebudayaan, yakni budaya Jawa dan budaya Madura alias Pandhalungan.

Baca Juga :  Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Tari Topeng Kaliwungu ini dilakukan oleh satu orang alias tari tunggal, dengan perlengkapan properti berupa topeng.

Gerakan khas dari tari ini pun disebut dengan cakilan, yang biasanya menjadi ciri seni tari asal Mataraman.

Penampilan yang ekspresif dengan gerakan patah-patah khas gerakan cakilan ini membuat tarian ini tidak bisa dimainkan sembarang orang. Butuh waktu dan konsistensi untuk melatihnya hingga sempurna. 

Baca Juga :  Sah! Perubahan APBD Banyuwangi Tahun Anggaran 2025 Diteken, DPRD Berharap Penguatan Ekonomi Jadi Prioritas

Unsur filosofis dari tarian ini menyuguhkan makna bahwa terdapat kelembutan dalam hati setiap manusia.

Tari demikian juga mengandung  sejarah tentang Bupati Sumenep asal Majapahit yang menempuh perjalanan hingga Kabupaten Lumajang.

Tari Topeng Kaliwungu hingga hari ini masih banyak ditampilkan dibeberapa acara lokal seperti karnaval, pesta pernikahan, khitanan, upacara adat, hingga pernah diundang untuk acara nasional. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura
Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda
Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
DPC PDI Perjuangan Banyuwangi Upacara Bendera HUT Ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 05:32 WIB

Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura

Selasa, 19 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:20 WIB

Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Selasa, 19 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB

(Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agu 2025 - 21:33 WIB