Tawasul Kepada Nabi Tidak Sampai? Begini Penjelasan Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki

Selasa, 23 Januari 2024 - 09:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Tawassul (Sumber: muslim.or.id)

Ilustrasi Tawassul (Sumber: muslim.or.id)

Frensia.id – Memulai setiap doa dengan bertawassul kepada Nabi Muhammad SAW, sangat dianjurkan dalam Islam. Karena hal diyakini dapat mempercepat terkabulnya hajat. Akan tetapi, sebagian golongan masih ada yang beranggapan bahwa tawassul kepada Rasulullah itu hanya sebatas pada waktu Rasulullah masih hidup. Menurut Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki anggapan tersebut tidak berdasar, karena banyak Hadits Nabi dan keterangan dari Sahabat Nabi yang menguatkan bahwa tawassul kepada Nabi tidak hanya sewaktu Nabi masih hidup saja.

Lebih jelasnya, berikut frensia.id merangkum dari Kitab Mafahim Yajibu an Tushohha karya Ulama’ Masjidil Haram tersebut:

Pemahaman bahwa ruh itu tetap ada namun keberadaannya tidak cukup dengan panca indera tapi dengan kemampuan batin manusia. Hal itu tidak lain karena ruh adalah sesuatu yang abstrak, tak terlihat dan tak terjamah namun bisa dirasakan dan ditemukan oleh ketajaman dan kepekaan mata hati.

Mazhab Ahlu Sunnah wal Jamaah menyakini bahwa meski jasad sudah hancur tapi ruh masih tetap utuh. Ruh itu masih bisa melihat dan merasa. Masih bisa merasakan manfaat dan berbahagia sebab adanya kebaikan. Pun juga masih merasa susah dan sedih sebab kejelekan. Semua itu dirasakan oleh ruh semua manusia tanpa pengecualian. Hal ini didasarkan pada sikap nabi ketika memanggil orang-orang kafir Qurais yang sudah meninggal seperti `Atabah, Syaibah, dan Rabi’ah.

Oleh karena itu jika semua manusia ruhnya bisa mendengar dan merasakan setelah jasad tiada maka tentu bagi nabi tak perlu ditanyakan dan diragukan lagi. Apalagi nabi adalah manusia terpilih dan paling mulia yang memiliki kesempurnaan mata hati. Pasti Nabi mendengarkan dan menjawab salam dari umatnya, jelas baginya kondisi umatnya, memintakan ampunan dan memuji kepada Allah atas kebaikan-kebaikan yang dilakukan umatnya.

Baca Juga :  Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Manusia akan bernilai bukan karena dia hidup melainkan tingkatan kepekaan dan katajaman mata hatinya. Banyak kiranya contoh jasadnya hidup namun tidak memiliki mata hati sebab keangkuhan dan perwatakannya bahkan yang bersangkutan tidak memberikan manfaat bagi sesama tak beda dengan yang sudah tiada jasadnya.

Kesimpulannya adalah meski manusia itu sudah meninggal tapi ruhnya masih tetap dan bisa melihat, mendengar dan merasakan apalagi bagi manusia pilihan seperti Nabi dan para hamba shalih.

Pertanyaannya adalah bagaimana ketajaman mata hati itu dipahami sesuai konteks generasi millenial hari ini?

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama
Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Baca Lainnya

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:54 WIB

Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Rabu, 25 Juni 2025 - 14:12 WIB

Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

TERBARU

Opinia

Membaca Hukum Lewat Kacamata Hans Kelsen

Senin, 18 Agu 2025 - 17:52 WIB

Gambar Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media (Sumber: Reza Atho'illah)

Educatia

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

Minggu, 17 Agu 2025 - 12:18 WIB