Teater Rendra: Disebut Gabungan Seni Lintas Budaya

Kamis, 5 September 2024 - 10:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Teater Rendra: Disebut Gabungan Seni Lintas Budaya (Grafis Imam?

Gambar Teater Rendra: Disebut Gabungan Seni Lintas Budaya (Grafis Imam?

Frensia.id- Teater WS Rendra disebut-sebut sebagai teater lintas budaya.  Hal ini tentu menarik para akademisi.

Salah satu yang pernah penelitian pada WS Rendra adalah Marco Adda. Temuan ada dalam Intercultural Acting and Performer Training pada yang terbit pada tahun 2019 lalu.

W.S. Rendra, yang dikenal dengan julukan “Burung Merak,” adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia teater dan sastra Indonesia pada paruh kedua abad kedua puluh. Di Indonesia, nama Rendra begitu terkenal, namun di luar negeri, khususnya di Barat, keberadaannya belum banyak dikenal.

Padahal, kontribusi Rendra terhadap teater Indonesia sangatlah signifikan, bahkan berpengaruh pada panggung global. Rendra memulai perjalanannya dalam dunia teater pada akhir 1950-an, dan kemudian memperdalam kemampuannya saat menempuh pendidikan di American Academy of Dramatic Arts (AADA) di New York City antara tahun 1964 hingga 1967.

Selama masa studi di Amerika Serikat, Rendra terpapar pada berbagai pendekatan drama dan teknik akting yang sedang berkembang pesat di negara tersebut. Salah satu teknik yang berpengaruh besar adalah pendekatan yang terkait dengan Konstantin Stanislavsky, seorang tokoh penting dalam sejarah teater modern.

Baca Juga :  Istimewa! DPC PKB Jember Gelar Sarasehan-Sosialisasi Beasiswa Pendidikan untuk Santri

Teknik ini fokus pada kejujuran emosional dan kealamian dalam penampilan aktor. Sebuah konsep yang mungkin memengaruhi cara Rendra bekerja dengan para aktor di masa depan.

Ia memandang setelah menyelesaikan studinya dan kembali ke Indonesia pada tahun 1967, Rendra dihadapkan pada kondisi politik yang penuh ketidakstabilan. Namun, situasi ini tidak menghalanginya untuk mendirikan Bengkel Teater, sebuah kelompok teater yang kemudian menjadi pusat penting bagi perkembangan teater Indonesia di era Orde Baru.

Bengkel Teater tidak hanya menjadi ruang kreatif bagi seniman teater, tetapi juga wadah bagi eksplorasi metode akting dan pementasan yang progresif. Rendra mengembangkan metode kerjanya sendiri yang menggabungkan berbagai pendekatan yang ia pelajari di luar negeri dengan tradisi teater lokal Indonesia, menciptakan sebuah gaya yang khas dan relevan dengan konteks sosial dan politik Indonesia pada saat itu.

Kala melihat metode kerja Rendra. Ia meliahat bahwa ia tidak hanya memengaruhi perkembangan teater Indonesia, tetapi juga memiliki kontribusi penting terhadap karya-karya aktor secara global di abad kedua puluh. Kesamaan antara metode Rendra dan “Sistem” Stanislavsky menegaskan bahwa Rendra bukan hanya seorang inovator dalam konteks lokal, tetapi juga bagian dari dialog yang lebih luas dalam sejarah teater dunia.

Baca Juga :  SPMB 2025 Selesai Digelar, Ini Masukan dari Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jember

Secara garis besar, Rendra dianggap tekah berhasil mengintegrasikan berbagai teknik dari luar negeri ke dalam karyanya di Indonesia, menciptakan karya yang otentik dan penuh dengan semangat perlawanan terhadap otoritarianisme, sekaligus mendorong perkembangan teater yang lebih mendalam dan reflektif.

Dengan demikian, warisan Rendra dalam dunia teater tidak hanya terbatas pada Indonesia. Akan tetapi juga menjadi bagian dari rangkaian kontribusi yang lebih luas terhadap dunia seni pertunjukan pada abad kedua puluh.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural
Rektor UIN KHAS Baca Trilogi Ikrar Moderasi Beragama, Begini Isinya!

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Senin, 18 Agustus 2025 - 16:49 WIB

WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB