Frensia.id- Telah Kadaluwarsa! SK Kepengurusan Karteker Pengurus Cabang Nahdaltul Ulama’ (PCNU) Banyuwangi ramai disorot dan dipertanyakan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya oleh banyak media, Kepengurusan SK Karteker PCNU Banyuwangi, tercatat dua kali mengalami bongkar pasang. Walaupun demikian hingga saat ini, tugasnya belum rampung.
Padahal masa berlaku SKnya telah kadaluwarsa. Hal demikian yang melahirkan banyak pertanyaan, utama bagi warga NU sendiri.
Sejarah Bongkar Pasang Kepengurusan
Bongkar pasang terjadi pertama kali, terjadi saat beberapa hari setelah SK Karteker PCNU Banyuwangi diputuskan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Surat keputusan bernomor 311/PB.01/A.H.0145/99/03/2024 ditetapkan tanggal 09 Maret 2024. Kemudian direvisi 10 hari kemudian.
Pada tanggal 19 Maret 2024, SK karteker PCNU Banyuwangi direvisi melalui SK dengan Nomor 316/PB.01/A.II.01.45/99/03/2024. Hal demikian cukup mengundang perhatian beberapa pihak, pasalnya revisi diakui terjadi karena kekurang cermatan pertimbangan kebijakan dalam memilih personalia kepengurusan.
Sedikitnya ada 4 orang yang diganti dalam SK revisi tersebut. Dalam SK terbaru, terjadi perubahan susunan anggota karteker yang menarik perhatian. Di antara mereka yang tidak lagi tercatat dalam SK revisi pertama adalah Ayum Dja’far, M.Pd.I, Anwar Rofiq, Ahmad Shodiq, M.Pd.I, serta Moh Karyono.
Sementara itu, nama-nama baru muncul menggantikan posisi mereka. Prof. Akh Muzakki, M.Ag, Grad Dip SEA, M.Phil, Ph.D, Drs. H. Ahsanul Haq, M.Pd.I, Abdul Aziz, M.H dan Barur Rohiem, S.Pd.I.
Revisi pertama sebenarnya ditargetkan dapat melakukan percepatan penyelenggaraan konferensi PCNU yang dianggap macet. Sayangnya, target tersebut tidak sesuai harapan. Sehingga pada tanggal 09 Juni 2024, SK Karteker PCNU Banyuwangi kembali diperbarui.
PBNU kembali mengeluarkan SK dengan memosikan 3 orang tokoh lokal yang cukup dikenal di kalangan masyarakat Banyuwangi.
Pertama, Kiai Sunandi Zubaidi, S.Pd.I, atau Gus Nandi, pengasuh Pondok Pesantren Al Kalam, yang sebelumnya menjabat sebagai Katib Syuriyah PCNU dan kini diplot sebagai Katib dalam SK terbaru. Kedua, Guntur Al Badri, M.Pd.I, seorang Penyuluh Agama Islam yang aktif di MWC NU Genteng dan PCNU Banyuwangi, kini menjabat sebagai wakil sekretaris bersama Drs. H. Ahsanul Haq. Ketiga, KH Mukhdar Atim, B.A., Imam Masjid Agung Genteng, ditunjuk sebagai Wakil Rais mendampingi KH Athoillah Sholahuddin Anwar.
Dari pantuan Frensia pada sejumlah dokumen resminya, pengurus yang di SK pada bulan Juni ini, juga ditugaskan untuk menyelenggarakan konferensi Cabang NU Banyuwangi paling lambat 3 bulan. Dalam keterangannya, surat penugasan akan berakhir pada 09 September 2024.
Kembali Mendapat Sorotan
Sayangnya, Kepengurusan Karteker tetap tidak sesuai harapan. Hingga saat ini, Konferensi Cabang NU Banyuwangi belum terselenggara. Dengan kata lain, kepengurusan Karteker terbaru yang diputuskan pada tanggal 09 Juni belum mampu menjalankan mandat resminya.
Persoalan demikian yang akhirnya banyak melahirkan desas-desus di masyarakat NU akar rumput. Mantan-mantan pengurus hingga anggota NU di beberapa kecamatan seperti Glenmore, Genteng hingga Kalibaru mempertanyakan keberlanjutan dan kinerja kepengurusan Karteker PCNU Banyuwangi ini.
Bahkan ada beberapa pihak yang mengaku kader NU telah menghubungi Frensia, dan memberikan kesaksian tentang banyaknya warga NU yang mempermasalahkan keberlanjutan SK Karteker PCNU. Ia meminta kepada pewarta untuk merahasiakan identitasnya, dengan alasan tidak siap menerima tekanan politik dari beberapa figur yang berpengaruh di Banyuwangi.
Ia menuturkan bahwa telah banyak warga NU yang mulai khawatir pada kinerja kepengurusan Karteker.
“banyak yang khawatir, warga NU tidak lagi simpatik karena curiga ada politisasi NU. Apalagi saat ini, Kepengurusan Kertaker sudah berakhir lagi tanpa menjalankan amanahnya”, ujarnya, 29/08/2024.
Baginya, pembaharuan demi pembaharuan SK Karteker tampak tidak berguna. Pada akhirnya, akan mengurangi kepercayaan masyarakat.
“Sudah berkali-kali direvisi, malah bukan memperbaiki. Malah membuat NU Banyuwangi tambah tidak jelas. Hingga saat ini, konferensi masih belum dilakukan. Padahal sudah 3 kali SK karteker dikeluarkan”, tambahnya.