Frensia.id- Tercatat! Ternyata peran gerakan pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama’ (NU) pernah terlibat dalam pemenangan politik di kontestasi Pemilihan Daerah di Jawa Timur. Mereka pernah terindikasi masuk mendukung Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa).
GP Anshor sendiri merupakan bagian dari keorganisasian ormas keagamaan terbesar di Indonesia, NU. Eksistensi mereka tentunya sangat diperlukan dalam politik.
Peran ini bahkan diteliti oleh sejumlah akademisi, salah satunya M. Farid Afif, Universitas Erlangga. Ia mengangkat tema afiliasi GP Ansor dalam Pilkada.
Pada tahun pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2008, seluruh calon tampak berkontestasi dalam menarik massa NU, sebagai ormas terbesar. Hasil pemilu berpihak pada pasangan calon Karsa.
Ia memenangkan 50,20 % suara rakyat pada putaran kedua, membuat ditetapkan sebagai pemenangan Pilkada. Salah satu faktornya, disebutkan oleh M. Farid Afif adalah masuknya GP. Ansor sebagai pendukungnya.
Pada penelitian yang telah diterbitkan dalam Repository UNAIR pada tahun 2008, mengurai bentuk afiliasi Politik GP. Ansor dalam pemenangan mereka. Sebagai kelompok pemudah ormas terbesar tentu perannya sangat besar.
Dalam mengurainya dengan menggunakan teori elite Keller Suzanne dan Haedar Nashir. Bahkan juga didukung dari perspektif demokrasi Affan Ghaffar, dan Anies Bahwedan.
Penelitian ini dilaksanakan cukp baik, sebab menyasar 13 cabang GP. Ansor se-Jatim. Jumlah tersebut ia kelompokkan menjadi beberapa bagian yakni daerah Pantura, Matraman dan Tapalkuda. Bahkan sumber data dikatakan dari elite-elite GP. Ansor sendiri, khususnya ketua umum.
Baginya, beberapa elit Ansor memiliki patrone politik dengan elit Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dan tentu memenangkan suara tersebut di masing-masing daerah.
Setelah melakukan penelitian yang cukup panjang, ditemukan bahwa tidak ada netraslitas dalam politik. GP Ansor memiliki keperpihakan pada salah satu pasangan calon.
Sikap tersebut tentu disebabkan adanya relasi elit Ansor PKB. Juga secara kultur, GP Ansor dan PKB memiliki kesamaan.
Tidak mengherankan, jika kecenderungannya keberpihakannya diarahkan pada pasangan Karsa. Salah satu bentuk konkret dukungannya adalah terbentuknya gerakan terkonsilidir yang dibentuk oleh mereka.
Tim pemenangan KARSA dari GP Ansor diakomudir melalui organisasi gerakan pemenangan Gerakan Pemuda Karsa (GP. KarSa). Organisasi ini cukup fundamental dalam menggaet pemilih kala itu.