Wanda Ponika Kembali Kritik WNA, Sebut Bali Tidak Baik-Baik Saja, Dijajah dari Segi Ekonomi dan Budaya

Wanda Ponika Kembali Kritik WNA, Sebut Bali Tidak Baik-Baik Saja, Dijajah dari Segi Ekonomi dan Budaya
Gambar Wanda Ponika Kembali Kritik WNA, Sebut Bali Tidak Baik-Baik Saja, Dijajah dari Segi Ekonomi dan Budaya (Sumber; Insagram @wandaponika)

Frensia.id – Baru-baru ini sosial media kembali diramaikan oleh postingan seorang motivator dan desainer perhiasan penduduk lokal Bali Wanda Ponika, yang mengunggah beberapa kritik terhadap kondisi Bali hari ini.

Wanda mengunggah kritik tersebut melalui platform Instagramnya @wandaponika pada 19 Mei 2024.

“Semoga tulisan ini bisa menggerakkan kita untuk kepedulian dan menyebarkan awarness atas apa yang sedang terjadi di pulai tercinta kebanggaan kita: BALI,” tulis Wanda pada postingannya.

Bacaan Lainnya

Wanda bahkan tak segan menandai beberapa pejabat nasional seperti Luhut Binsar Pandjaitan, Prabowo, Gibran, hingga Presiden Joko Widodo.

“Tulisan ini bukan tentang membenci wisatawan, tapi membedakan mana yang The real tourist, yang datang membawa devisa. Mana yang datang untuk numpang hidup (jadi gembel di Bali), mana yang datang untuk jadi preman (ugal-ugalan dan berbuat mesum), dan mana yang datang untuk berbisnis ilegal (tanpa ijin, tanpa visa kerja, dan tak bayar pajak), yang bisa berujung menjadi penjajahan modern,” tulis Wanda. 

Wanda menyebut banyak kelakukan Warga Negara Asing (WNA) yang tak senonoh, berpenampilan seenkanya, berbuat mesum di jalanan, hingga kencing di tempat-tempat ibadah.

“Ga mau bayar sewa, ga bayar salon, resto, dan galakan mereka! Seolah kita bangsa miskin lemah yang tak berdaya dan tak mampu menindak dan memberi sanksi pada mereka,” tulis Wanda.

Ia juga menyebut bahwa sudah muncul nama kampung “Moscow” di peta Bali. Termasuk juga nama “New Mockaba” yang berlokasi tidak jauh dari Dalung.

Wanda berpendangan bahwa bisnis warga lokal jauh tergerus dengan konsolidasi masal para pembisnis WNA di Bali.

“Penggerebekan atas usaha-usaha ilegal milik WNA di Bali harus dilakukan setiap hari. Kita butuh call centre agar warga lokal mudah melaporkan WNA yang bertingkah ugal-ugalan dan berbisnis ilegal di tanah air kita,” tulis Wanda.

“Sadarkah kalau kita sedang dijajah Rusia, Ukraina, dan bangsa-bangsa lainnya? Mereka bukan turis. Mereka tidak berwisata. Mereka menjajah Bali. Aset bangsa mulai dikuasai orang asing, pengemplangan pajak dilakukan di depan mata kita, perebutan lapangan pekerjaan. Ini penjajahan di era modern,” pungkas Wanda. (*)