Frensia.id-Bahaya mengintai para pengemudi ojek online, dan sebuah penelitian terbaru di Jember mengungkap fakta yang mencengangkan: bukan kondisi jalan atau cuaca buruk, melainkan satu benda yang paling sering digenggam, yaitu ponsel. Studi yang dilakukan oleh Ulfiatul Azizah, Khoiron Khoiron, dan Ancah Caesarina Novi Marchianti pada tahun 2025 ini mengkaji bagaimana kebiasaan sederhana dapat berujung pada malapetaka di jalanan.
Penelitian yang menganalisis 125 pengemudi di tiga kecamatan padat Jember—Sumbersari, Patrang, dan Kaliwates—menemukan bahwa penggunaan ponsel saat berkendara memiliki risiko kecelakaan hingga 13,792 kali lipat lebih tinggi. Angka ini menunjukkan bahwa sekadar menoleh untuk melihat notifikasi atau membalas pesan memiliki potensi fatal yang jauh melampaui faktor risiko lainnya.
Penelitian ini juga menegaskan beberapa faktor penting lain yang ikut berkontribusi terhadap tingginya angka kecelakaan. Di antaranya, pengemudi yang tidak memiliki SIM C terbukti jauh lebih berisiko, menunjukkan bahwa lisensi berkendara bukan sekadar formalitas, melainkan bukti kompetensi yang krusial. Selain itu, kondisi kesehatan yang buruk dan kelelahan kerja turut menjadi penentu, sebab fokus dan kemampuan respons akan menurun drastis saat tubuh tidak prima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa faktor seperti usia dan pengalaman kerja tidak memiliki pengaruh signifikan. Hal ini membuktikan bahwa kecelakaan dapat menimpa siapa saja, baik pengemudi baru maupun veteran, jika mereka mengabaikan aspek keselamatan seperti kondisi kendaraan dan perilaku mengemudi yang tidak aman.
Penelitian ini menjadi pengingat bagi seluruh komunitas ojek online dan pengguna jalan lainnya. Di tengah tuntutan pekerjaan yang serba cepat, kewaspadaan dan disiplin di jalan adalah kunci utama untuk memastikan setiap perjalanan berakhir dengan selamat.
Penulis : Mashur Imam