Yelu Chucai, Pengaruh Seorang Intelektual kepada Kekaisaran Mongol

Jumat, 27 September 2024 - 06:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yelu Chucai, Intelektual bangsa Mongol (Ilustrasi/Arif)

Yelu Chucai, Intelektual bangsa Mongol (Ilustrasi/Arif)

Yelu Chucai adalah satu-satunya intelektual dan filsuf ditengah-tengah bangsa Mongol yang membantu Jenghis Khan dalam melakukan tata kelola administrasi negaranya.

Orang yang mempunyai tubuh tinggi dan jenggot panjang ini berasal dari Cina bagian utara, ayahnya adalah seorang pejabat di kementerian dinasti Jin.

Dari sekian banyak bala tentara Mongol dan rakyatnya, Yelu Chucai tampil sebagai orang yang berbeda sekali. Hal tersebut jelas dikarenakan berkat wawasannya yang luas dalam melihat sebuah persoalan.

Setiap kali bala tentara Mongol berhasil melakukan penaklukan, maka seluruhnya bahu membahu untuk mengumpulkan harta rampasan perang.

Hanya Yelu yang memilih untuk mengumpulkan buku, dedaunan untuk ramuan pengobatan dan segala sesuatu yang mampu menunjang peningkatan pengetahuannya.

Berkat perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan, menjadikan dirinya sebagai seorang arif bijaksana. Tidak hanya sekedar membantu Khan Mongol untuk melakukan ekspansinya, tetapi juga memberi sokongan terhadap beberapa kebijakan yang dinilai penting dalam pengembangan negara.

Yelu pula lah yang meyelamatkan bangsa Mongol dari serangan wabah penyakit yang mematikan, berdasarkan buku-buku kedokteran yang dimilikinya.

Baca Juga :  Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang

Beberapa kali cendekia dari Cina ini juga berhasil mempengaruhi Jenghis Khan untuk mengurungkan niatnya melakukan pembantaiansecara sadis saat pasukan Mongol berhasil meduduki sebuah wilayah.

Pernah suatu ketika melakukan operasi militer terhadap Gansu yang dipimpin langsung oleh Jenghis Khan, pasukan diintruksikan untuk tidak melakukan pembantaian atau penawanan.

Sebagai ganti wilayah yang ditaklukan, maka sekitar sepuluh juta penduduknya diharuskan untuk menggembala kuda-kuda prajurit Mongol dan membayar upeti.

Atas saran Yelu, ternyata pandangan tersebut lebih bermanfaat, karena tidak ada gunanya apabila mereka dibunuh. Jenghis Khan sendiri memberikan apresiasi terhadapnya.

Di masa Ogedai, putra dari Jenghis Khan, Yelu juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekaisaran.

Secara pribadi, ia pernah mengkritik moral Khan penerus Jenghis tersebut, dimana ia sangat gemar sekali meminum-minuman keras, yang tidak baik bagi perkembangan tubuh.

Dalam memberikan nasehat kepada orang nomor satu di bangsa Mongol, Yelu membuat sebuah analogi menarik dengan cara mempraktikkannya langsung, bagaimana bahanya alkohol bagi tubuh.

Baca Juga :  Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Pada suatu hari ia mengambil sebuah wadah yang terbuat dari besi seraya ditunjukkan kepada Ogedai. Kemudian ia menuangkan alkohol kedalamnya.

Selang beberapa waktu waktu tersebut menjadi rusak, kemudian Yelu menunjukkan wadah tersebut dan berkata,”lihatlah wadah ini, jika alkohol dapat membuat wadah dari besi menjadi seperti ini, maka pikirkanlah sendiri apa yang dapat dibuatnya terhadap dirimu”. Ogedai pun tersentuh dan mulai berpikir untuk tidak meminum alkohol.

Di akhir hayatnya, Yelu Chucai dituduh oleh sejumlah perwira telah melakukan korupsi pada saat ia menduduki jabatan pada era Jenghis Khan dan Ogedai Khan.

Akhirnya, setelah Yelu meninggal, mereka melakukan penggeledahan rumahnya. Namun tidak didapati harta yang dimaksud. Di rumah cendekiawan asal Cina tersebut ditemukan alat musik kuno, beberapa literatur, peta-peta, tabel astronomi dan beberapa batu yang ditulis dengan cara dipahat.  

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang
Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba
Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata
Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia
Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh
Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India
Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi

Baca Lainnya

Senin, 7 April 2025 - 06:56 WIB

Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang

Sabtu, 29 Maret 2025 - 04:57 WIB

Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:02 WIB

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Minggu, 16 Februari 2025 - 05:07 WIB

Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia

TERBARU

Opinia

Meluruskan Makna Kemanusiaan

Jumat, 18 Apr 2025 - 06:34 WIB

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid: Part II

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:29 WIB

Gambar Camilan Viral! Kue Mancho, Ternyata Resepnya Sederhana (Sumber: Grafis Frensia)

Kulineria

Camilan Viral! Kue Mancho, Ternyata Resepnya Sederhana

Rabu, 16 Apr 2025 - 13:32 WIB