3 Desas-Desus Nama Pontianak, Salah Satunya Berhubungan Dengan Kuntilanak

Senin, 19 Agustus 2024 - 16:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar 3 Desas-Desus Nama Pontianak, Salah Satunya Berhubungan Dengan Kuntilanak (Sumber:Canva)

Gambar 3 Desas-Desus Nama Pontianak, Salah Satunya Berhubungan Dengan Kuntilanak (Sumber:Canva)

Frensia.id- 3 desas-desus nama Pontianak sebagai sebuah kota di Kalimantan Barat. Kota yang cukup maju dan pada tahun kemarin memiliki populasi sebanyak 679.818 jiwa yang menjadikannya sebagai kota terpadat ke-26 di Indonesia dan kota terpadat kelima di Pulau Kalimantan (Borneo).

Nama Pontianak sangat unik. Diduga berhubungan dengan sejumlah cerita dan historis yang kontroversi.

Setidaknya ada 3 nama yang didapatkan dari sejumlah desas-desus yang beredar. Mulai dari masuk akal hingga mistis.

Dianggap Nama Pohon

Asal-usul nama Pontianak memiliki beberapa cerita menarik. Salah satu versi menyebutkan bahwa nama Pontianak berasal dari istilah “Pohon Punti,” yang merujuk pada pohon-pohon besar dan tinggi yang tumbuh di daerah tersebut. Istilah ini pertama kali muncul dalam surat Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus kepada Syarif Yusuf Al-Kadrie.

Dalam surat tersebut, Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus menggambarkan karakteristik pohon-pohon besar di kawasan Pontianak yang dikenal dengan sebutan “Pohon Punti.” Nama ini kemudian diadopsi untuk menyebut kawasan tersebut, mencerminkan kekayaan alam dan keindahan lingkungan sekitar.

Baca Juga :  Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang

Dianggap Nama Tempat Pemberhentian

Selain versi yang menyebutkan bahwa nama Pontianak berasal dari istilah “Pohon Punti,” ada juga versi lain yang mengaitkan nama kota ini dengan kata “Pontian,” yang berarti pemberhentian atau tempat singgah. Versi ini mencerminkan fungsi kota sebagai lokasi strategis yang sering dijadikan tempat persinggahan dalam perjalanan.

Hal ini didukung juga sumber yang menyatakan asalnya dari kata Mandarin “Kun Tian,” yang berarti tempat pemberhentian. Versi ini menunjukkan pengaruh budaya Tionghoa dalam penamaan kota tersebut. Banyak orang tua Tionghoa di Pontianak masih menggunakan nama “Kun Tian” untuk merujuk pada kota ini, mencerminkan jejak sejarah dan budaya Tionghoa yang masih hidup di wilayah tersebut. Nama ini menunjukkan bagaimana berbagai budaya dan bahasa berkontribusi pada identitas kota Pontianak.

Dalam konteks sejarah perdagangan dan perjalanan, Pontianak mungkin telah berfungsi sebagai tempat berhenti yang penting bagi para pelancong atau pedagang yang melintasi wilayah tersebut. Sehingga nama “Pontian” menjadi identitas yang menggambarkan perannya sebagai titik persinggahan.

Baca Juga :  Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Dianggap Nama Hantu

Ada juga yang menanggap berasal dari nama hantu, Kuntilanak. Menurut buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, Pontianak juga terkait dengan legenda hantu yang menakutkan itu.

Dikisahkan bahwa Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pernah diganggu oleh sosok kuntulinak. Setiap kali ia menyusuri Sungai Kapuas, ia sering diganggu.

Akhirnya, ia menembakkan meriam untuk mengusir hantu tersebut. Di tempat peluru meriam jatuh, Sultan memutuskan untuk mendirikan kesultanan.

Lokasi jatuhnya peluru meriam ini berada di dekat persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Bering.

Terlepas dari seluruh desas-desus penamaan di atas, yang pasti sesuai dengan kebijakan yang dibuat era kolonial. Namanya telah disebutkan dalam UU No. 22 Tahun 1999, Pemerintah Tingkat II Pontianak diubah sebutannya menjadi Pemerintah Kota Pontianak. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII
Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang
Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba
Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata
Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia
Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh
Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India

Baca Lainnya

Sabtu, 26 April 2025 - 00:52 WIB

Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII

Senin, 7 April 2025 - 06:56 WIB

Program Makan Bergizi, Telah Lama Digagas di Jepang

Sabtu, 29 Maret 2025 - 04:57 WIB

Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:02 WIB

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

TERBARU

Babi hutan liar saat sudah diburu warga (Sumber foto: istimewa)

Regionalia

Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan Liar Saat Mandi

Jumat, 25 Apr 2025 - 17:19 WIB

Opinia

Fatayat NU, Geliat Perempuan dan Wajah Keadilan

Kamis, 24 Apr 2025 - 21:45 WIB