Survey Membuktikan: Walau Bubar, Ide HTI Ternyata Masih Hidup

Sabtu, 7 September 2024 - 20:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Survey Membuktikan: Walau Bubar, Ide HTI Ternyata Masih Hidup (sumber: Tribuns Foto)

Gambar Survey Membuktikan: Walau Bubar, Ide HTI Ternyata Masih Hidup (sumber: Tribuns Foto)

Frensia.id- Survey membuktikan bahwa ide Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih berkembang kuat di negara ini. Bahkan juga masih dianggap mempengaruhi dinamika politik.

Amirullah dan Rahmawati, dua akademisi dari Universitas Karya Dharma Makassar membongkar perkembangan ide HTI. Temuannya telah dipublikasi dalam rechtsvinding pada tahun 2024 ini.

Keduanya menjelaskan bahwa HTI merupakan bagian dari gerakan internasional Hizbut Tahrir (HT), yang dikenal memiliki cita-cita mendirikan kekhalifahan Islam global. Sejak berdiri di Indonesia sebelum era reformasi, HTI telah berusaha memperjuangkan pandangan politiknya yang menolak sistem demokrasi dan negara-bangsa modern.

HT memandang kedua sistem ini merupakan bentuk dari “kufur” yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bagi mereka, pemerintahan yang sah hanya bisa diwujudkan melalui sistem kekhalifahan yang mengimplementasikan syariat Islam secara penuh.

Perkembangan politik di Indonesia setelah reformasi tahun 1998 membuka peluang baru bagi HTI untuk memperluas pengaruhnya. Era demokrasi memberikan ruang bagi berbagai organisasi politik dan keagamaan, termasuk HTI, untuk bergerak lebih bebas dan menyuarakan ideologi mereka.

Baca Juga :  Aksi Anarkis May Day, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah: Itu Tak Mencerminkan Sikap Buruh

Meski secara prinsip HTI menolak demokrasi, mereka justru memanfaatkan ruang demokratis untuk menyebarkan gagasan mereka dan membangun jaringan pengikut yang lebih luas.

Ambiguitas ini menjadi salah satu aspek menarik dari gerakan HTI. Di satu sisi, mereka menolak sistem demokrasi sebagai bagian dari sistem kufur yang harus dihancurkan, namun di sisi lain, mereka tetap menggunakan mekanisme demokrasi untuk melancarkan gerakan politiknya.

Paradoks inilah yang sering menimbulkan perdebatan di kalangan pengamat politik, terutama mengenai konsistensi ideologis HTI dalam menghadapi realitas politik modern.

HTI juga mempengaruhi pola pikir gerakan-gerakan politik Islam lainnya di Indonesia, terutama organisasi yang memiliki tujuan sejalan atau berafiliasi dengan mereka. Dalam konteks internasional, HT secara umum cenderung berkembang di negara-negara demokratis karena kebebasan yang diberikan oleh sistem demokrasi memungkinkan mereka untuk bergerak lebih leluasa.

Baca Juga :  Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama

Negara-negara demokratis menyediakan ruang bagi HT untuk menyebarkan propaganda mereka dan merekrut anggota baru, meskipun tujuan akhir mereka adalah menggantikan sistem ini dengan kekhalifahan.

Meskipun demikian, cita-cita HTI untuk mendirikan kekhalifahan global sering kali dianggap sebagai utopia. Mereka sendiri menyadari bahwa mewujudkan tatanan politik baru ini sangat sulit, terutama di tengah sistem politik global yang didominasi oleh negara-bangsa dan demokrasi.

Pada tahun 2017, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melarang HTI dengan alasan bahwa organisasi ini bertentangan dengan Pancasila, ideologi negara.

Namun, hasil survey keduanya melihat bahwa meskipun HTI telah dibubarkan secara resmi, gagasan-gagasan mereka masih tetap hidup dan terus mempengaruhi wacana politik Islam di Indonesia.

Hal demikian dilakukan dengan masif baik melalui individu maupun kelompok yang tetap setia pada visi kekhalifahan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ketua DPRD Jember Sebut Pembahasan P-APBD 2025 Selesai Bulan Juli
Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara
Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama
Dalam Pelantikan PPPK Kemenag, Ketua Umum Korpri Ingatkan Konflik India-Pakistan
Konkoorcab PMII Jatim, Sahabat Lisa jadi Calon Pertama yang Mendaftar Ketua KOPRI
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Pemkab Jember Resmi Gratiskan Parkir Jalan Wewenang Dishub.
Diduga Adanya Penyelewengan Dana Pokir, Aktivis Anti Korupsi Situbondo Desak KPK Turun

Baca Lainnya

Selasa, 10 Juni 2025 - 17:00 WIB

Ketua DPRD Jember Sebut Pembahasan P-APBD 2025 Selesai Bulan Juli

Senin, 2 Juni 2025 - 07:00 WIB

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 26 Mei 2025 - 21:30 WIB

Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama

Senin, 26 Mei 2025 - 21:07 WIB

Dalam Pelantikan PPPK Kemenag, Ketua Umum Korpri Ingatkan Konflik India-Pakistan

Senin, 26 Mei 2025 - 17:04 WIB

Konkoorcab PMII Jatim, Sahabat Lisa jadi Calon Pertama yang Mendaftar Ketua KOPRI

TERBARU

Gambar Dapat Rolex Malah Rilex, Timnas Dibantai Jepang (Sumber: Grafis Frensia)

Sportia

Dapat Rolex Malah Rilex, Timnas Dibantai Jepang

Selasa, 10 Jun 2025 - 22:19 WIB