4 Fakta Menarik Penggemar Durian

Selasa, 8 Oktober 2024 - 23:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id- Durian merupakan buah paling fenomenal. Ia tergolong paling konglomerat diantara buah-buah yang lain. Sekalipun tidak semua orang suka durian, tetapi mereka yang suka dan tidak suka selalu menganggap durian sebagai sesuatu yang “wah”.

Jika mengalami persaingan, semisal dipinggir jalan sedang dijajakan secara berdampingan antara apel, anggur, melon, semangka, salak dan durian. Maka orang yang lewat untuk melihat, jelas akan melirik durian melebihi yang lainnya.

Hal ini juga selaras dengan sebuah kaidah ekonomi, kalau barang sedikit maka harga tawarnya akan tinggi, jika barang membludak maka harga tawarnya akan rendah.

Begitu juga dengan durian, sekarang masih sedikit orang yang mempunyai kebun durian. Beberapa dekade kedepan jika tiap rumah rumah punya satu batang pohon saja, pasti tidak semewah hari ini.

Sebagai barang yang masih sedikit, ditengah hiruk-pikuk pasar, durian menyisihkan fakta menarik yang jarang dibahas secara gamblang. Hal-hal menarik tersebut adalah ekspresi dari penggemar durian. Berikut merupakan hasil penelitian tentang fakta menarik para penggemar durian.

Pertama, pembeli selalu bertanya verietas montong. Dari segala verietas, montong adalah rajanya raja atau kasta tertinggi dari seluruh jenis durian yang pernah ada. Panjang lingkarnya mencapai 75 cm, super besar. Tidak aneh jika pembeli sering kali bertanya, “ada yang montong?”.

Sekalipun demikian, terkadang pembeli tidak banyak mengetahui perihal verietas montong. Sebab sebagian orang mengasumsikan, pokok kalau durian enak itu montong. Sehingga mereka selalu bertanya keberadaan montong.

Baca Juga :  Jobin, Novel Terbaru Pidi Baiq di Awal Tahun 2025

Pada hakikatnya kata montong yang disebut oleh pembeli sebagai padanan dari kata enak dan besar, tidak merujuk kepada pengalaman langsung menikmati durian montong. Karena popularitas montong yang paling familiar.

Ada pedagang yang menggunakan strategi untuk mengenalkan barang dagangannya dengan spontanitas langsung berkata “ini montong”. Sayangnya pembeli tidak seluruhnya faham. Sehingga balik bertanya “Montong itu apa?”.

Kedua, konsumen merasa bangga setelah makan, tak ayal lagi, durian sebagai buah dengan kasta tertinggi menjadi kebanggaan siapapun. Mereka menunjukkan kebanggaannya dengan cara berfoto ria, tindakan tersebut adalah ungkapan tersembunyi bahwa seseorang sedang bangga-bangganya menjalani hidup.

Rasa bangga tersebut tidak bisa menjadi sekedar rasa saja. Melainkan harus dipublikasikan kepada banyak orang dengan cara mengunggahnya ke sosial media. Fakta seperti ini sering kita dapati. Seperti, ada unggahan kulit durian, foto durian di pinggir jalan, foto saat makan dengan angle menunjukkan buahnya sebagai fokus utama jepretan dan lain sebagainya.

Ketiga, Fanatisme, keadaan seperti ini terjadi tidak hanya pada satu pihak saja, melainkan kedua pihak antara yang suka dan tidak suka. Dilakukan secara berlebihan.

Seperti halnya bagi yang suka. Seseorang akan bersikap berlebihan, dengan cara memberikan perhatian kepada buah yanng satu ini melebihi segala keinginannya.

Baca Juga :  Timbreng Ulu, 5 Pesona Daerah Perbatasan Pinggiran Kota Situbondo

Untuk itu biasanya seseorang akan menyisihkan anggaran yang digunakan untuk membeli dan menunda keinginan yang lain.

Bagi yang tidak suka juga mengungkapkan dengan ekspresi yang berlebihan pula. Semisal, seseorang akan cepat-cepat menutup hidung dalam radius aroma tercium, ketika seseorang tidak suka, maka ampun-ampun ia akan menjauh dari aroma atau buahnya.

Keempat, minta garansi, tidak hanya barang-barang elektronik saja yang ada garansi. Beli durian juga ada garansinya.

Berbeda sekali dengan buah yang lain. Kalau memang busuk atau tidak layak konsumsi tinggal buang. Pembeli lantas tidak kembali lagi ke pedagang yang menjual barang dengan kualitas tidak baik.

Tetapi untuk durian, dalam akad jual-beli dimana antara penjual dan pembeli menyepakati harga plus kontrak garansi.

Hal ini dikarenakan penjual dan pembeli sebenarnya tidak tahu betul apakah durian tersebut benar-benar dalam kondisi baik atau tidak, sehingga pembeli minta garansi.

Pembeli yang menggelontorkan rupiah dalam jumlah besar demi makan durian,  bersikap waspada agar tidak rugi.

Karena bisa jadi pedagang bermain muslihat, dengan cara memaksa durian untuk matang menggunakan bahan kimia.

Agar duriannya laku pedagang menyetujui kontrak jual-beli dengan adanya garansi, dengan demikian akan menarik perhatian pembeli.

Sekalipun bisa memungkinkan dirinya yang rugi. Itu semua dilakukan agar kepercayaan pembeli menghampirinya. Toh, dari banyaknya durian tidak akan seluruhnya buruk.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Mandi Pagi di Pantai: Kebiasaan Menyehatkan yang Didukung Ilmiah
Timbreng Ulu, 5 Pesona Daerah Perbatasan Pinggiran Kota Situbondo
Petualangan Don Quixote, Novel Besar yang Bercerita tentang Orang Gila
The Architecture of Love, Film Romance yang Menghadirkan Pertarungan Eksistensial Dalam Diri
Dag Solstad, Sastrawan Terbesar Norwegia Tutup Usia
AMRM Tuntut Perbaikan Layanan Mudik di Pelabuhan Jangkar
Jobin, Novel Terbaru Pidi Baiq di Awal Tahun 2025
Ekspedisi Alexander yang Agung, Berjumpa dengan Manusia-Kuda

Baca Lainnya

Rabu, 9 April 2025 - 08:42 WIB

Mandi Pagi di Pantai: Kebiasaan Menyehatkan yang Didukung Ilmiah

Rabu, 2 April 2025 - 16:15 WIB

Timbreng Ulu, 5 Pesona Daerah Perbatasan Pinggiran Kota Situbondo

Selasa, 1 April 2025 - 23:23 WIB

Petualangan Don Quixote, Novel Besar yang Bercerita tentang Orang Gila

Senin, 31 Maret 2025 - 19:20 WIB

The Architecture of Love, Film Romance yang Menghadirkan Pertarungan Eksistensial Dalam Diri

Senin, 17 Maret 2025 - 22:14 WIB

Dag Solstad, Sastrawan Terbesar Norwegia Tutup Usia

TERBARU

Gambar Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti (Sumber: Frensia Grafis)

Politia

Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti

Minggu, 20 Apr 2025 - 13:58 WIB