Era Kepemerintahan Jokowi, Banyak Persinggungan Ideologi di Media Asal-Asalan

Kamis, 7 November 2024 - 13:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Era Kepemerintahan Jokowi, Banyak Persinggungan Ideologi di Media Asal-Asalan (Sumber: Canva/Frensia/Grafis)

Gambar Era Kepemerintahan Jokowi, Banyak Persinggungan Ideologi di Media Asal-Asalan (Sumber: Canva/Frensia/Grafis)

Frensia.id- Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinamika politik Indonesia terus memanas dengan berbagai persinggungan ideologi yang meresap hingga ke media arus utama.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Jane Ahlstrand dan Vegneskumar Maniam di Asian Studies Review pada 2024, analisis mengenai penggambaran RA Kartini menjadi sorotan utama. RA Kartini, aktivis pendidikan pribumi dan feminis dari era kolonial Belanda, tetap menjadi ikon yang memancarkan pengaruh besar selama lebih dari satu abad di Indonesia.

Namun, kekuatan simbolisnya yang kuat telah menjadi alat untuk berbagai tujuan politik yang sering kali tidak terarah dan bersifat manipulatif.

Menurut penelitian ini, citra Kartini di media daring arus utama Indonesia selama periode kedua pemerintahan Jokowi mencerminkan persinggungan ideologi yang kompleks.

Kartini, sebagai ‘penanda yang mengambang’, mampu menyerap berbagai makna dan ideologi yang terus berubah-ubah seiring waktu. Melalui pendekatan analisis wacana kritis, Ahlstrand dan Maniam mengungkap bagaimana media berita daring menjadi cermin dari wacana politik yang dominan dan terus berkembang.

Baca Juga :  Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 

Wacana-wacana ini mencakup berbagai ideologi seperti feminisme konservatif, neoliberalisme, kesalehan Islam yang telah dilunakkan, serta nasionalisme yang kadang terkesan asal-asalan. Representasi Kartini dalam media daring pun menjadi sarana yang menampilkan persilangan ideologi tersebut.

Sebagai contoh, sebagian media memanfaatkan simbol Kartini untuk memperkuat narasi feminisme konservatif yang menekankan peran domestik wanita, sementara lainnya menyisipkan nilai-nilai kesalehan Islam dengan cara yang lebih lunak dan diterima oleh audiens Muslim yang moderat.

Lebih jauh, neoliberalisme juga berkelindan dalam representasi ini, menempatkan Kartini sebagai simbol kerja keras dan keberhasilan individu dalam menghadapi tantangan, sejalan dengan narasi meritokrasi yang kerap diusung oleh media pro-pasar.

Di sisi lain, nasionalisme, terutama yang digaungkan selama era Jokowi, turut disisipkan dalam penggambaran Kartini. Namun, nasionalisme ini terkadang terkesan dipaksakan dan kurang berakar dalam wacana yang lebih menyeluruh, menjadikannya seperti simbol yang asal-asalan.

Baca Juga :  KH Said Aqil Sirajd Tak Sehebat Gus Dur, Kalah Hadapi Cawe-cawe Jokowi di NU

Penelitian Ahlstrand dan Maniam ini memperlihatkan betapa eratnya hubungan dialektis antara wacana media dan politik di era Jokowi. Media daring tidak hanya menjadi pengantar informasi, tetapi juga alat untuk membentuk dan mereproduksi ideologi politik yang ada.

Representasi RA Kartini menjadi salah satu cerminan bagaimana media dapat digunakan untuk membentuk persepsi publik sesuai dengan agenda politik tertentu.

Dalam konteks ini, era Jokowi menunjukkan tantangan besar dalam mengelola persinggungan ideologi yang muncul di ruang publik.

Pendekatan yang tidak terarah dalam representasi tokoh-tokoh bersejarah seperti Kartini menunjukkan perlunya keseimbangan yang lebih baik dalam mengelola simbol-simbol nasional untuk mencerminkan nilai-nilai yang lebih utuh dan relevan dengan masyarakat saat ini.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Gaya Debat Gibran, Dikaji Akademisi Dari Sudut Pandang Retorika Aristoteles
Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti
Banyak Jalan Rusak di Kabupaten Jember, Bupati Fawait akan Lakukan Perbaikan Jalan Mulai Minggu Ini
Mengesankan! Pemprov Jatim Jadi Pelopor Kuliah Gratis, Telah Diikuti Ribuan Mahasiswa
DPR RI Dengar Aspirasi Jurnalis, Gus Khozin Soroti Pemerintahan Daerah hingga Reforma Agraria
DPR Desak PTPN XII Segera Perbaiki Jalan Rusak di Jember
Gus Rivqy Dukung Rencana Prabowo Hapus Kuota Impor, Usul Cabut Permendag 8/2024
KH Said Aqil Sirajd Tak Sehebat Gus Dur, Kalah Hadapi Cawe-cawe Jokowi di NU
Tag :

Baca Lainnya

Minggu, 20 April 2025 - 14:33 WIB

Gaya Debat Gibran, Dikaji Akademisi Dari Sudut Pandang Retorika Aristoteles

Minggu, 20 April 2025 - 13:58 WIB

Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti

Senin, 14 April 2025 - 23:05 WIB

Banyak Jalan Rusak di Kabupaten Jember, Bupati Fawait akan Lakukan Perbaikan Jalan Mulai Minggu Ini

Senin, 14 April 2025 - 17:27 WIB

Mengesankan! Pemprov Jatim Jadi Pelopor Kuliah Gratis, Telah Diikuti Ribuan Mahasiswa

Minggu, 13 April 2025 - 19:17 WIB

DPR RI Dengar Aspirasi Jurnalis, Gus Khozin Soroti Pemerintahan Daerah hingga Reforma Agraria

TERBARU

Gambar Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti (Sumber: Frensia Grafis)

Politia

Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti

Minggu, 20 Apr 2025 - 13:58 WIB