Frensia.id- K.H. Zuhri Zaini, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, kembali memberikan pencerahan yang mendalam dan membumi dalam pengajian rutinnya. Potongan video ceramah yang diunggah oleh akun TikTok @satritanjung pada 26 Maret 2024 ini, begitu penting karena pesan universalnya mengenai bagaimana orang kaya dan miskin dapat menjalin hubungan yang harmonis.
Kiai Zuhri, yang dikenal dengan sikap sederhana dan kharismatiknya, mengajak semua kalangan untuk menata hati agar terbebas dari sikap-sikap negatif yang dapat merusak hubungan sosial.
Dalam ceramah tersebut, KH Zuhri Zaini menekankan bahwa kunci utama dalam menjalin hubungan yang baik antara kelompok kaya dan miskin, maupun antara mereka yang alim dan awam, adalah dengan menyingkirkan kesombongan dan kedengkian.
“Orang yang punya kelebihan jangan sombong. Orang yang tidak punya kelebihan, jangan dengki.” Pernyataan ini disampaikan dengan penuh kelembutan, 25/03/2024.
Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa sikap rendah hati bagi yang memiliki kelebihan, baik harta maupun ilmu, sangat penting untuk menjaga keharmonisan. Sebaliknya, mereka yang berada dalam keterbatasan harus mampu menahan diri dari rasa iri dan tetap menghargai orang lain.
“Orang yang punya kelebihan jangan sombong dan harus mau berbagi kepada orang yang tidak punya,” tambah Kiai Zuhri.
Dengan berbagi, menurutnya, tidak hanya menciptakan keseimbangan sosial, tetapi juga menjadi sarana untuk menghapus kesenjangan dan memupuk solidaritas di antara sesama.
Penekanan Kiai Zuhri pada pentingnya berbagi tak sekadar ajakan moral. Dalam kehidupan masyarakat yang kompleks, ia ingin menunjukkan bahwa hubungan sosial tidak boleh dibatasi oleh status ekonomi atau tingkat pendidikan.
“Dengan demikian, maka akan terjadi hubungan baik antara orang kaya dan orang miskin, orang alim dan orang awam. Itu semuanya dari Tuhan semua,” ujar beliau dengan nada yang tenang dan penuh ketulusan.
Ungkapan ini seolah mengingatkan kembali kepada kita bahwa segala nikmat dan cobaan berasal dari Tuhan, dan kewajiban manusia adalah bersyukur serta menjalin hubungan baik antar sesama.
Di kalangan masyarakat, KH Zuhri dikenal tak hanya sebagai ulama yang cerdas, tetapi juga sebagai sosok yang selalu menyebarkan nilai-nilai kesederhanaan dan persaudaraan. Bagi beliau, kehidupan tidaklah dilihat dari seberapa tinggi posisi atau seberapa banyak kekayaan, melainkan dari sejauh mana seseorang mampu memperlakukan sesama dengan baik.
Sifat sombong, menurut beliau, adalah penghalang terbesar dalam menjalin hubungan sosial yang harmonis. Begitu pula, kedengkian adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan persahabatan dan kepercayaan.
Pencerahan ini mendapat apresiasi yang luas, terutama karena hadir di tengah dinamika sosial yang kerap memisahkan manusia berdasarkan status. KH Zuhri mengajak semua pihak, baik yang berkecukupan maupun yang kurang beruntung, untuk membangun jembatan yang kuat di atas perbedaan.
Dengan bersikap rendah hati dan tidak mendendam, beliau percaya bahwa hubungan antar manusia dapat membawa keberkahan dan ketenteraman.
Ceramah Kiai Zuhri seolah menjadi pengingat bahwa dalam setiap hubungan sosial, sikap saling menghargai dan berbagi adalah pondasi utama. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, semua sama-sama diciptakan oleh Tuhan untuk saling melengkapi.
Nasehat ini bukan hanya menjadi bahan renungan, tetapi juga ajakan nyata untuk mewujudkan masyarakat yang lebih harmonis, di mana tidak ada sekat antara yang kaya dan miskin, antara yang alim dan awam.