Frensia.id – Buku A Feminst Manifesto: Kita Semua Harus jadi Faminis! memuat beberapa anjuran sebagai pedoman dan manifesto feminis ala Chimamanda Ngozi Adichie yang diterjemahkan dari dua karya fenomenalnya.
Apa arti feminisme di dunia modern? Pertanyaan inilah yang menjadi inti dari buku A Feminist Manifesto: Kita Semua Harus Jadi Feminis! karya yang membahas arti feminis inklusif ini.
Dengan gaya penulisan yang humoris, ringan, tetapi tetap berbobot, Adichie menghadirkan definisi feminisme yang inklusif dan relevan bagi abad ke-21.
Buku ini merupakan gabungan dari dua karya fenomenal Adichie, We Should All Be Feminists dan Dear Ijeawele, or a Feminist Manifesto in Fifteen Suggestions.
Dua karya Adichie ini saling melengkapi antara satu dan yang lain. Karya pertama sebagai pengantar terhadap esensi feminisme, dan satu lagi berupa panduan praktis untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penerbit Odise Publishing berhasil menyajikan karya ini dalam terjemahan bahasa Indonesia yang renyah, berkat sentuhan Winda Amilia.
Menjadi kelabihan dari karya Adichie ini, ia berhasil mengupas feminisme dengan cara yang membumi dan mudah dipahami pembaca.
Ia tidak hanya menyoroti diskriminasi yang terang-terangan, seperti pelabelan negatif pada perempuan atau ketidak-setaraan upah kerja, tetapi juga membahas bias institusional yang sangat samar namun merugikan.
Dengan berbagai pengalaman pribadinya di Nigeria, Amerika Serikat, dan negara lain, Adichie memaparkan bagaimana sistem patriarki tidak hanya menindas perempuan, tetapi juga merugikan laki-laki.
Salah satu kekuatan buku ini adalah kemampuannya menyampaikan isu-isu serius dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.
Adichie menghadirkan narasi penuh kesadaran sosial yang tetap terasa hangat dan personal.
Dalam bagian dua, Dear Ijeawele, ia menawarkan 15 anjuran praktis tentang cara mendidik anak-anak agar menjadi individu yang menghormati kesetaraan gender.
Bukan hanya perempuan, tetapi juga laki-laki diajak untuk memahami bahwa feminisme adalah jalan menuju kehidupan yang lebih adil dan harmonis.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa feminisme mecakup tentang inklusi, kesadaran, dan keberanian untuk mempertanyakan norma-norma usang.
Penulis mengajak pembaca dari segala usia dan latar belakang untuk melihat feminisme sebagai alat perbaikan, bukan ancaman.
Adichie juga menyentuh isu mendasar, seperti bagaimana cara mendidik generasi berikutnya untuk mewujudkan dunia yang lebih setara di masa depan.
Sebagai karya yang pendek tetapi padat, buku ini merupakan bacaan wajib bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang politik seksual yang kerap tak kasatmata dan jarang disadari.
Adichie mengingatkan kita bahwa feminisme bukan hanya label, melainkan gerakan untuk semua. Buku ini tak hanya membuka mata pembaca, tetapi juga menawarkan harapan akan dunia yang lebih baik.