Frensia.Id- Tenaga kerja asal Indonesia banyak dibutuhkan di luar negeri. Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding ungkap, hal tersebut bisa mengurangi pengangguran di dalam negeri.
Berdasarkan data pada tahun 2023, permintaan untuk mengirimkan tenaga kerja keluar negara mencapai 1,35 juta orang. Namun dari 1,35 juta job order yang ditawarkan, hingga kini Indonesia baru bisa memenuhi 287 permintaan.
“Ya jadi kita ini setahun ini, kemarin itu data yang ada job order yang ditawarkan itu ada 1,35 juta. Kita baru bisa menuhin 287 ribu, masih ada peluang 1 juta lebih,” katanya usai membuka kegiatan Sosialisasi penempatan dan P2MI di RS Bina Sehat Jember, Jumat (20/12/2024).
Menurut Abdul Kadir Karding, peluang yang masih sebanyak itu bisa menjadi upaya untuk mengurangi pengangguran di dalam negeri. “Oleh karena itu menurut saya ini peluang untuk mengurangi pengangguran dalam negeri,” tuturnya menambahkan.
Selain mengurangi pengangguran, juga ada transfer pengetahuan yang bisa didapatkan. Sekaligus remitansi devisa dari pekerja migran Indonesia yang sangat besar hingga mencapai Rp227 triliun. Sumber devisa terbesar kedua setelah migas.
“Yang kedua kita transfer knowledge juga bagus. Sehingga yang keempat remittance devisa dari PMI itu totalnya 227 triliun, nomor 2 terbesar setelah migas,” terangnya.
Menteri P2MI juga menjelaskan bahwa salah satu faktor negara luar memberikan banyak job order kepada Indonesia karena memang mereka membutuhkan tenaga kerja produktif. Sebut saja Jepang, negara yang penduduknya memiliki kecenderungan untuk tidak memiliki anak.
Hal itu menjadi latar belakang dibutuhkannya pekerja dari luar. Selain Jepang, negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, dan beberapa negara Eropa juga membuka banyak peluang kerja bagi pekerja Indonesia.
Selain hal di atas, orang Indonesia dikenal sopan dan memiliki etos kerja yang baik. Mereka juga tidak kaku soal jam kerja.
“Orang Indonesia itu dikenal sopan dan pekerja keras. Kalau ada tugas tambahan seperti mencuci mobil di luar tugas utamanya sebagai tukang masak, mereka pasti mau. Berbeda dengan pekerja dari Filipina, yang biasanya sangat ketat soal jam kerja,” jelasnya.
Seperti diketahui, masih banyak peluang kerja yang belum terpenuhi di luar negara. Dengan adanya Kementerian P2MI diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari luar negeri tersebut.
Dari itu, P2MI gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat, upaya memperbanyak lembaga pelatihan tenaga kerja migran. Dengan pelatihan, muncul tenaga kerja profesional yang dibutuhkan dan bisa didistribusikan ke negara yang membutuhkan.
Karding juga mengapresiasi Rumah Sakit (RS) Bina Sehat Jember yang rutin mengirimkan tenaga medis ke negara Timur Tengah. Tahun ini RS Bina Sehat Jember mengirimkan 26 tenaga medis ke Arab Saudi.
Tenaga medis akan diberangkatkan ke negara tujuan Januari 2025 mendatang. Menteri P2MI berharap RS Bina Sehat bisa menjadi percontohan.
“Semoga RS Bina Sehat ini menjadi percontohan. Kedepan memang perlu adanya penambahan lembaga pelatihan tenaga kerja migran,” ujarnya.