Frensia.id – Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump melalui saluran Telegram-nya pada 9 Januari 2025.
Dalam pesan tersebut, Medvedev mengomentari spekulasi mengenai masa jabatan kedua Trump sebagai presiden AS, dengan nada yang penuh sindiran dan sarkasme.
“Trump memulai dengan sangat mengesankan, tetapi semua rencananya berlebihan dan sama sekali tidak dapat dilaksanakan,” tulis Medvedev.
Ia mencatat bahwa masalah-masalah besar seperti konflik Ukraina, perlambatan ekonomi AS, dan krisis migran tidak mungkin memiliki solusi instan.
Menurut Medvedev, alih-alih fokus pada isu-isu yang nyata, Trump ingin menggambar ulang peta politik dunia dengan caranya sendiri.
Ia bahkan membayangkan skenario hipotetis di mana Amerika Serikat memperluas wilayahnya dengan mencaplok Kanada, Greenland, dan mungkin Inggris.
“Mengapa tidak? Semua itu memungkinkan bagi presiden terpilih AS, Trump” tulis Dewan Keamanan Federasi Rusia dengan nada mengejek, menyebut langkah itu akan menjadikan seluruh benua milik Amerika.
Medvedev juga menyinggung rencana Trump untuk mengganti nama Teluk Meksiko demi alasan simbolis, serta usulan untuk menggunakan Elon Musk sebagai alat propaganda politik di platform media sosial X.
Medvedev menyebutkan bahwa rencana-rencana ini tampak seperti agenda kosmik yang penuh kebodohan, mengutip karya sastra Rusia dari Mikhail Bulgakov.
“Meskipun tidak relevan apakah ide-ide ini dapat direalisasikan, penting untuk diingat bahwa kebodohan selalu menang,” lanjut Medvedev.
Ia juga menyoroti bahwa masa jabatan presiden petahana AS dianggapnya mengidap penyakit demensia karena mengikuti arahan Trump, yang ia sebut sebagai penyihir oranye.
Pesan Medvedev ini mencerminkan kritik Rusia terhadap kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Trump.
Meski menggunakan gaya humor yang gelap, pesan ini secara implisit menggarisbawahi ketegangan geopolitik antara Rusia dan Amerika Serikat.
Namun, tanggapan dari Gedung Putih atau tim kampanye Trump terhadap pernyataan Medvedev ini belum diterima.
Para analis menilai bahwa pesan ini lebih mencerminkan pandangan politik Rusia yang skeptis terhadap upaya AS dalam membentuk ulang tatanan global.
Dalam pesan yang berapi-api tersebut, Medvedev tampaknya tidak hanya mengkritik Trump, tetapi juga menyindir politik global secara lebih luas, mengingatkan dunia bahwa ketegangan geopolitik dan ambisi besar sering kali dipenuhi oleh ironi dan kegagalan.