Frensia.id – Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, sudah lama menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
Daya tariknya yang memesona, mulai dari hamparan pasir putih, air laut jernih, hingga tebing-tebing megah, menjadikan pantai ini tempat yang sempurna untuk berlibur. Namun, di balik keindahan ini, Pantai Drini menyimpan ancaman yang patut diwaspadai.
Sebagai bagian dari kawasan pesisir selatan Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, Pantai Drini memiliki potensi besar untuk mengalami tsunami. Bahaya ini ditambah dengan ombak tinggi yang sering terjadi, yang bahkan sudah beberapa kali memakan korban jiwa.
Salah satu peristiwa tragis terbaru terjadi ketika belasan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak saat bermain di pantai ini. Tiga siswa ditemukan meninggal dunia, satu lainnya masih hilang, sementara sembilan berhasil diselamatkan.
Tak hanya soal ombak, berbagai penelitian telah memetakan risiko tsunami di kawasan pesisir Gunungkidul, termasuk Pantai Drini. Sebuah tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama konsultan Pemetaan Geatama pernah mengkaji kemungkinan bencana tsunami di wilayah ini.
Penelitian mereka yang diterbitkan pada 2019 dalam E3S Web of Conferences menjelaskan bahwa pesisir selatan Pulau Jawa adalah salah satu dari sembilan celah seismik yang rentan tsunami akibat zona subduksi di Samudra Hindia.
Menurut para peneliti, perkembangan industri pariwisata di Gunungkidul semakin meningkatkan risiko ini. Dengan tingginya tingkat kunjungan wisata, potensi kerugian akibat tsunami juga menjadi lebih besar.
Berdasarkan pemodelan menggunakan teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle), penelitian ini menghasilkan data Digital Elevation Model (DEM) dan pemetaan penggunaan lahan yang sangat akurat untuk memprediksi dampak tsunami.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa daerah terdampak tsunami dapat meningkat signifikan tergantung pada ketinggian genangan. Dalam skenario genangan 4 meter, luas wilayah terdampak menjadi dua kali lipat ketika genangan mencapai 6 meter.
Skenario dengan genangan lebih tinggi, seperti 8 hingga 12 meter, menunjukkan peningkatan dampak yang lebih moderat, yakni kurang dari 40%. Potensi kerugian ekonomi juga meningkat seiring ketinggian genangan, dengan kerugian terbesar terjadi pada pusat perdagangan, meskipun lahan pertanian tetap menjadi wilayah yang paling luas terdampak.
Penelitian ini juga memberikan rekomendasi penting bagi upaya mitigasi bencana di Pantai Drini dan kawasan sekitarnya. Data pemodelan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan jalur evakuasi dan strategi mitigasi yang lebih efektif.
Namun, para peneliti menekankan bahwa model genangan tsunami mereka masih perlu disempurnakan. Faktor-faktor seperti kekuatan gelombang, waktu kejadian, dan refraksi gelombang belum sepenuhnya dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Para ahli menyarankan agar penelitian lanjutan memperhitungkan elemen-elemen tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bahaya tsunami.
Langkah ini penting mengingat kawasan pesisir selatan Pulau Jawa, termasuk Pantai Drini, merupakan daerah yang memiliki risiko bencana tinggi.
Penelitian ini merupakan bagian dari program Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) yang didanai oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti UAV, penelitian ini menunjukkan bagaimana inovasi dapat membantu memitigasi dampak bencana alam.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Drini, kewaspadaan menjadi hal yang utama. Meskipun pemandangan di pantai ini sangat menggoda untuk dijelajahi, penting untuk memahami risiko yang ada. Papan peringatan, jalur evakuasi, dan kesiapan masyarakat lokal menjadi elemen penting dalam menghadapi potensi bencana.
Keindahan Pantai Drini memang tidak terbantahkan, tetapi semua pihak perlu lebih serius dalam mempersiapkan diri terhadap ancaman yang mungkin datang.
Baik wisatawan, pengelola wisata, maupun pemerintah daerah harus bersinergi untuk menjaga keselamatan dan kelestarian kawasan ini. Sebab, seperti yang sudah diprediksi para peneliti, jika tsunami benar-benar terjadi, dampaknya bisa sangat menghancurkan.