Frensia.id – Siapa sangka bahwa kentut bisa berperan dalam menghangatkan Bumi? Sebuah penelitian unik berjudul “Sauropod Farts Warmed the Planet” karya Michael Marshall, mengungkap bahwa dinosaurus raksasa dari masa lampau bisa jadi memiliki andil besar dalam perubahan iklim di era mereka.
Penelitian yang dipublikasikan pada Mei 2012 ini menunjukkan bahwa gas yang dilepaskan dari perut sauropoda—jenis dinosaurus berleher panjang dan pemakan tumbuhan—memiliki efek yang serupa dengan gas rumah kaca.
Dinosaurus herbivora terbesar seperti Brachiosaurus dan Diplodocus ternyata mengeluarkan sejumlah besar metana, gas yang dikenal sebagai penyumbang efek rumah kaca.
Seperti sapi di zaman modern, sauropoda kemungkinan memiliki bakteri dalam sistem pencernaannya untuk membantu mencerna makanan. Namun, alih-alih bersendawa seperti sapi, mereka justru melepaskan metana melalui kentut.
“Mereka hanyalah wadah bagi banyak mikroba,” kata David Wilkinson dari Universitas Liverpool John Moores di Inggris sebagaimana dikutip Michael Marshall.
Mikroba tersebut memecah makanan yang dikonsumsi sauropoda dan menghasilkan metana sebagai produk sampingan.
Wilkinson dan timnya memperkirakan bahwa emisi metana dari sauropoda bisa mencapai 520 juta ton per tahun—angka yang hampir setara dengan total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan aktivitas manusia saat ini.
Dalam skala global, jumlah metana yang dilepaskan oleh dinosaurus berleher panjang ini kemungkinan cukup signifikan untuk mempengaruhi suhu Bumi pada masa Mesozoikum. Dengan atmosfer yang kaya akan gas rumah kaca, suhu Bumi pada saat itu bisa jadi lebih hangat dibandingkan saat ini.
Temuan ini menambah wawasan tentang bagaimana kehidupan di masa lalu memiliki hubungan erat dengan perubahan iklim.
Penelitian ini tidak hanya memberi perspektif baru tentang kehidupan di zaman dinosaurus, tetapi juga bisa menjadi bahan refleksi bagi manusia modern. Saat ini, metana masih menjadi salah satu gas rumah kaca utama yang berasal dari aktivitas pertanian dan peternakan, terutama dari sapi dan hewan ruminansia lainnya.
Meski kita tidak lagi hidup berdampingan dengan sauropoda, jejak emisi metana mereka menunjukkan bahwa gas ini telah lama berperan dalam siklus iklim Bumi.
Dengan memahami mekanisme alami dari masa lalu, para ilmuwan berharap bisa menemukan solusi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan perubahan iklim saat ini.
Jadi, mungkin jika sauropoda masih ada hingga kini, para ilmuwan iklim bakal punya tantangan yang lebih besar dalam mengendalikan emisi gas rumah kaca!