Sya’ban, Selangkah Menuju Ramadhan

Kamis, 13 Februari 2025 - 13:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id -Bulan Sya’ban sering terabaikan, begitu saja berlalu di antara dua bulan besar, Rajab dan Ramadhan. Sebuah bulan yang tidak selalu menjadi sorotan, tetapi menyimpan makna yang tak kalah penting.

Sya’ban, yang berasal dari kata syi’ab yang berarti jalan setapak, sebenarnya adalah perjalanan yang membawa kita menuju Ramadhan, bulan penuh kemuliaan yang akan segera tiba. Dalam perjalanan hidup, Sya’ban adalah persiapan, latihan mental dan spiritual sebelum menghadapi medan yang lebih berat.

Bayangkan jika hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang. Di tengah perjalanan itu, ada jalur yang lebih sepi, lebih tenang, namun dengan potensi besar untuk menyiapkan kita dalam menghadapi tantangan yang lebih besar. Sya’ban adalah jalur sepi itu.

Jalur yang sering terlupakan, tetapi yang menentukan seberapa siap kita ketika akhirnya mencapai puncak—Ramadhan. Tanpa mempersiapkan langkah di jalur ini, kita mungkin akan kehilangan momentum untuk mendaki puncak yang penuh berkah tersebut.

Imam Al-Ghazali menempatkan bulan Sya’ban dalam kategori bulan-bulan utama yang penuh berkah, bersama dengan bulan Rajab, Dzulhijjah, dan Muharram. Mengapa demikian? Karena Sya’ban bukan hanya sekadar bulan yang berbaris di antara dua bulan besar, tetapi bulan yang penuh dengan kesempatan untuk menata batin.

Di bulan ini, kita diajak untuk memperbaiki niat, memperkuat tekad, dan menyiapkan hati untuk menyambut Ramadhan. Bayangkan Sya’ban sebagai musim persiapan, seperti seorang atlet yang melakukan latihan intensif sebelum mengikuti pertandingan besar. Tidak ada yang tampak mencolok, tetapi latihan itulah yang menentukan hasil akhir.

Baca Juga :  Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo

Puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana diteladankan Nabi Muhammad SAW, bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih dari itu—mempersiapkan diri untuk sebuah lompatan besar yang penuh tantangan. Seperti seorang penulis yang mempersiapkan ide-ide sebelum menulis karya besar, puasa Sya’ban adalah proses menggali potensi diri.

Atau seperti seorang musisi yang memanaskan alat musiknya sebelum konser, di mana setiap detik latihan memberikan kesiapannya. Puasa Sya’ban adalah latihan untuk menyiapkan seluruh aspek diri, agar bisa menjalani Ramadhan dengan lebih khusyuk dan penuh makna.

Hadits Nabi Muhammad SAW, “Bulan itu (Sya‘ban) adalah bulan yang dilupakan manusia, berada di antara Rajab dan Ramadhan. Dan ia adalah bulan diangkatnya amal ibadah kepada Tuhan Pemilik Semesta Alam, maka aku (Nabi Muhammad) suka amal ibadahku diangkat ketika aku berpuasa.” (HR. an-Nasa’i), mengingatkan kita akan pentingnya bulan ini.

Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk menata hati, untuk memastikan bahwa amal ibadah kita akan mencapai Tuhan dengan kualitas yang terbaik. Dalam riwayat lain, Aisyah RA menyebutkan, “Saya tidak melihat Nabi Muhammad berpuasa sebanyak di bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari). Ini adalah bentuk komitmen, bahwa Sya’ban adalah kesempatan emas untuk mempersiapkan diri, mengasah ketahanan mental dan spiritual.

Baca Juga :  Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan

Seperti seorang pelari yang mempersiapkan diri di garis start sebelum lomba dimulai, puasa di bulan Sya’ban adalah bentuk penghormatan dan kesiapan untuk menghadapi Ramadhan. Sebagaimana Nabi SAW bersabda, “Puasa Sya’ban itu untuk menganggungkan Ramadhan.” (HR. At-Tirmidzi). Puasa ini bukan sekadar tentang menahan diri, tetapi tentang menghargai waktu dan mempersiapkan diri untuk hal yang lebih besar.

Melalui Sya’ban, kita belajar bahwa persiapan itu krusial. Sebelum kita menghadapi bulan suci yang penuh berkah, kita harus memastikan bahwa hati dan pikiran kita sudah siap. Sya’ban mengajak kita untuk merenung dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki, agar kita bisa memanfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Ramadhan yang penuh berkah sudah di depan mata. “Sudahkah langkah-langkah dipersiapkan dengan tepat di bulan Sya’ban yang hampir berakhir ini?” Jalan menuju Ramadhan tidak dimulai dengan langkah pertama di bulan suci itu sendiri, tetapi dengan persiapan yang matang di Sya’ban.

Sya’ban adalah saat yang menentukan—pintu yang menghubungkan kita dengan puncak spiritualitas Ramadhan. Jika kita mempersiapkan hati dengan ikhlas, menenangkan pikiran, dan membenahi jiwa, maka Ramadhan akan datang dengan segala keberkahannya, bukan sekadar sebagai kewajiban, tapi sebagai momen transformasi yang membawa kita pada kedekatan yang lebih dalam dengan Tuhan.*

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo
Resmi Ditutup! Gubernur Khofifah Sebut Acara MTQ XXXXI Jatim di Jember Terbaik Sepanjang Sejarah
Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus
Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme
Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember
Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita
Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan
Diadakan di Baitul Amin, Peringatan Harlah Rijalul Ansor Jember Kuatkan Gerakan Berbasis Masjid

Baca Lainnya

Senin, 29 September 2025 - 21:37 WIB

Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo

Sabtu, 20 September 2025 - 14:25 WIB

Resmi Ditutup! Gubernur Khofifah Sebut Acara MTQ XXXXI Jatim di Jember Terbaik Sepanjang Sejarah

Sabtu, 6 September 2025 - 14:48 WIB

Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus

Senin, 1 September 2025 - 22:49 WIB

Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 10:48 WIB

Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember

TERBARU