Frensia.Id- Perusahaan semen PT Imasco Asiatic yang ada di Puger Kabupaten Jember kembali beroperasi setelah menutup aktivitasnya sejak 27 Januari 2025. Sebanyak 1.600 karyawannya dirumahkan secara bertahap.
Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyampaikan bahwa PT Imasco Asiatic bisa kembali beroperasi sejak Senin (28/04) atau paling lambat Selasa (29/04).
“PT Imasco bisa beroperasi mulai hari ini atau paling lambat besok sudah bisa beroperasi,” katanya saat dikonfirmasi di Pendapa Wahyawibawagraha, Senin (28/04/2025), malam.
Sebelumnya, diketahui bahwa pabrik semen tersebut menghentikan operasional perusahaan dikarenakan tonase kendaraan yang dinilai merusak kendaraan.
Kata pria yang akrab disapa Gus Fawait itu, pihaknya sudah menggelar audiensi dengan jajaran PT Imasco Asiatic dan juga jajaran Forkopimda dan Muspika setempat. Berdasarkan hasil diskusi, ditemukan solusi agar perusahaan semen tersebut bisa kembali beroperasi.
“Sudah kami putuskan untuk merencanakan solusi jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Mengenai detailnya, akan kami sampaikan setelah menggelar audiensi lagi,” ujarnya.
Menurut Gus Fawait, PT Imasco Asiatic merupakan salah satu perusahaan yang membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Jember dan juga menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Saat ditanya mengenai tonase kendaraan yang bisa melintas, pihaknya menjawab bahwa hal itu masih akan didiskusikan.
“Soal tonase kendaraan, nanti kami diskusikan kembali,” jelasnya.
Berdasarkan penelusuran detikJatim, pada Jum’at (25/04), memang ada Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Pendapa Wahyawibawagraha yang melibatkan Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur, Bupati Jember, PT Imasco Asiatic Puger dan Perwakilan Masyarakat Puger.
Diketahui dalam pertemuan tersebut, dampak kerusakan jalan sepanjang 21 Km, dari Kecamatan Puger menuju Kecamatan Rambipuji yang disebabkan oleh truk bertonase tinggi memicu protes dari masyarakat.
Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, H Satib, menyatakan bahwa pembahasan di dalam rapat itu ialah mengenai infrastruktur jalan. Tujuannya, agar supaya ditemukan akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya penolakan dari masyarakat.
Menurutnya, kalau masalahnya sudah ditemukan, maka akan ditemukan solusi dan harus dibangun kesamaan persepsi, agar tidak ada kesengajaan dengan masyarakat. Pasalnya, kabupaten Jember juga membutuhkan Pendapatan Asli Daerah.
“Yang dibahas terutama terkait dengan infrastruktur jalan, yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya.
“Jangan sampai, nanti terjadi penolakan masyarakat, yang hanya akan merugikan. Karena Kabupaten Jember, juga membutuhkan peningkatan PAD,” tandasnya.