Frensia.id– Momen penuh makna berlangsung di Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember pada Senin (5/8). Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Prof. Hepni, S.Ag., M.M., CPEM, memimpin langsung pembacaan Trilogi Ikrar Moderasi Beragama di hadapan para tokoh lintas agama dan masyarakat dari berbagai kalangan.
Ikrar yang dibacakan dengan penuh khidmat ini tidak hanya simbolik, melainkan menjadi seruan moral untuk melawan kerusakan alam, diskriminasi, dan ancaman terhadap persatuan bangsa.
Prof. Hepni menegaskan bahwa ikrar ini adalah bentuk keberpihakan terhadap nilai-nilai keTuhanan yang berpihak pada kehidupan. Ia mengaku sangat mengapresiasi kegiatan ini.
“Saya bangga dan mengapresiasi kegiatan ini,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi peluncuran resmi Duta Griya Moderasi Beragama, hasil kolaborasi antara UIN KHAS Jember dan KUA Kaliwates. Para duta yang diresmikan berasal dari kalangan Muslim dan Kristen, termasuk akademisi, penyuluh agama, dan tokoh masyarakat.
Sebagai bentuk konkret dari komitmen bersama, acara ini dilengkapi dengan penandatanganan komitmen moderasi beragama oleh perwakilan komunitas lintas iman. Dari tokoh Islam, Kristen, hingga tokoh masyarakat urban, semua menandatangani dokumen komitmen sebagai wujud keseriusan melaksanakan nilai-nilai dalam ikrar.
Tak hanya itu, sebagai simbol semangat ecotheology — yakni hubungan spiritualitas dengan kepedulian terhadap lingkungan — para peserta juga melakukan penanaman pohon bersama di halaman masjid. Aksi ini mencerminkan pesan ikrar pertama: bahwa merusak alam adalah bentuk pengingkaran terhadap Tuhan Sang Pencipta.
Dr. Shoni Rahmatullah Amrozi, M.Pd.I, Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN KHAS, menyoroti pentingnya melawan segala bentuk diskriminasi atas nama agama atau identitas.
“Tuhan adalah milik semua umat manusia, bukan satu golongan saja. Maka jika ada yang merendahkan martabat sesama, atas nama apapun, itu harus kita lawan bersama,” tegasnya, mengacu pada ikrar kedua.
Sementara itu, Kepala LPPM UIN KHAS Jember, Dr. Zainal Abidin, M.S.I., menyampaikan bahwa ikrar ini juga menjadi komitmen kebangsaan. Menurutnya, ketika bangsa ini diancam oleh radikalisme atau disintegrasi, maka umat lintas iman wajib berdiri di barisan yang sama.
“Kita berikrar atas nama Tuhan Bangsa Indonesia. Maka merusak kedaulatan negara, merusak persatuan, itu berarti mengkhianati nilai-nilai iman itu sendiri,” ujarnya.
Kepala KUA Kaliwates, M. Saiful Hadi, S.H., M.Sy., mengapresiasi seluruh elemen yang terlibat selama lebih dari sebulan dalam proses menuju hari ikrar. Ia menekankan pentingnya gerakan ini hadir di tengah masyarakat urban, di mana tantangan keberagaman semakin kompleks.
“Kita ingin ikrar ini hidup, bukan sekadar dibaca. Ketika ada krisis, bencana, diskriminasi, atau ancaman terhadap negeri ini, duta-duta moderasi harus tampil jadi penjawab zaman,” tuturnya.
Para duta yang berikrar berasal dari Universitas Islam Jember, masjid-masjid di kawasan perumahan seperti Baiturrahim dan Al-Fatih, penyuluh agama Islam dan Kristen, serta jemaat GKI Jember.
Berikut isi lengkap Trilogi Ikrar Moderasi Beragama yang dibacakan:
- “Kami duta moderasi beragama berikrar: BerTuhan Esa, ‘Tuhan Pencipta Alam Semesta’. Barang siapa merusak alam, akan kita lawan bersama.”
- “Kami duta moderasi beragama berikrar: BerTuhan Esa, ‘Tuhan Segenap Manusia’. Barang siapa mendiskriminasi sesamanya, akan kita lawan bersama.”
- “Kami duta moderasi beragama berikrar: BerTuhan Esa, ‘Tuhan Bangsa Indonesia’. Barang siapa merusak kedaulatan bangsa, akan kita lawan bersama.”
Penulis : Mashur Imam