Frensia.id- Rektor UIN KH Achmad Sidiq, Prof. Dr. H. Hefni dalam kesempatan menyampaikan kata sambutannya pada acara wisuda membacakan sebuah isi pidato legendaris Thariq bin Ziyad, Jenderal Muslim era Bani Umayyah.
Lebih jauh mengenai sosok Thariq, ia merupakan bekas budak Musa bin Nushair. Dengan keterampilannya di dunia militer, ia dipercaya untuk memimpin pasukan muslimin melakukan penaklukan di Spanyol.
Salah satu momen epic dalam ekspedisinya adalah pidatonya di hadapan prajuritnya, menurut sebuah riwayat 12.000. pidato yang sama dikutip oleh Rektor UIN KHAS Jember di hadapan ratusan mahasiswa. Berikut pidato Thariq bin Ziyad secara lengkap.
“Ke manakah kalian, wahai pasukan Muslimin, dapat melarikan diri? Musuh berada di depan, sementara lautan terbentang di belakang kalian? Demi Allah! Tak ada keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati.
Pertimbangkanlah situasi kalian: berdiri di sini bagaikan anak-anak yatim terlontar ke dunia.Kalian akan segera bertemu dengan musuh yang kuat, mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang samudera yang bergejolak.
Maka buanglah segala ketakutan dari hati kalian. Percayalah, kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah raja kafir itu tak akan mampu bertahan menghadapi serangan kita.
Jika aku terbunuh sebelum mendekatinya (Roderick), jangan kalian bersusah payah karenaku.Tetaplah bertempur seolah aku masih hidup di tengah kalian. Sebab, kaum kafir ini saat melihat rajanya jatuh, pastilah akan kocar-kacir.
Jika aku terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di antara kalian yang di dalam dirinya terdapat jiwa keberanian dan kecakapan pengalaman, mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini.”
Pidato yang berapi-api tersebut akhirnya mampu menghidupkan api di dalam jiwa para prajuritnya. Dimana pada waktu itu sudah mulai tergerus semangat dan keyakinannya.
Prof. Hefni, sebagaimana sapaan akrab Rektor UIN KHAS Jember, menarik kesimpulan panjang yang ditujukan kepada seluruh wisudawan dan wisudawati, untuk senantiasa merawat semangat.
“Saudara-saudara sekalian dari kisah Thariq bin Ziyad kita dapat mengambil beberapa mutiara, beberapa hikmah. Ia bukan hanya penakluk andalusia juga ketakutan dan kehawatiran. Kekhawatiran adalah manusiawi tetapi mari kalahkan kekahawatiran dengan keimanan yang kokoh dengan kepasarahan total kepada Alllah karena sebesar apapun tantangan bagi Allah adalah mudah dan gampang. Tinggal bagi kita merawat semangat dalam diri anda yang terus berkobar yang pantang menyerah karena hidup itu ada dua menang atau mati.
Lebih lanjut Rektor UIN KHAS kelahiran Sumenep ini menghimbau agar menghilangkan berbagai rasa kekhawatiran dan rendah diri. Menurutnya, para mahasiswa telah dibekali dengan teori yang cukup, tinggal kemudian semangat dan mental juara harus dipupuk. Karena dengan mental juara akan indah pada waktunya.
“Saya lepas dan saya kembalikan kepada masyarakat, dengan iringan semangat,” ujar Prof. Hefni dan mengakhiri kata sambutannya.