Stoikisme Ramadhan (Part 1) : Menenun Kesabaran dengan Aktif, Bukan Pasif

Kamis, 21 Maret 2024 - 15:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Seorang pujangga, filsuf, yuris, Jalaluddin Rumi mengatakan sabarmu pada lapar bernama puasa. Ungkapan tersebut seakan menuturkan dalam kehidupan yang serba cepat dengan berbagai tekanan, kesabaran adalah sikap bijaksana yang bisa membantu menghadapi kesulitan dan tantangan dengan efektif.

Menurut KH. Muhammad Syamsul Arifin dalam kalam hikmah sebuah buku kumpulan pemikiran ulama kharismatik asal pulau garam madura tersebut, menuturkan sabar dalam berasal dari bahasa arab صبرا masdar dari kata صبر yang berarti sabar.

Sabar adalah menahan dan memaksakan diri untuk menghadapi hal-hal yang tidak disukai untuk ditinggalkan. Pada sisi lain sabar juga dimaknai mengerjakan sesuatu dengan mengacu pada kitab Allah (al-Qur’an).

Orang yang sabar dalam al-Quran digambarkan sebagai orang yang mendapatkan kebahagiaan seperti fiman Allah (وبصر الصابرين) dan gembirakanlah orang-orang yang sabar. Bahkan orang yang sabar mendapat petunjuk, rahmat dan ampunan dari Allah swt.

Baca Juga :  Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Bahkan dalam filsafat stoikisme kesabaran memiliki peran yang sangat penting dalam laku kehidupan sehari-hari. Bagi orang stoik, kesabaran tidak hanya bersikap menunggu secara pasif tanpa melakukan tindakan, melainkan kemampuan menerima berbagai macam situasi tanpa mengeluh dan frustasi.

Mereka percaya dengan bersikap sabar dapat menegasikan kecemasan, kemarahan dan ketakutan yang tidak perlu. Bagi orang stoik kesabaran adalah kunci untuk menjaga kestabilan dan ketenangan dalam diri.

Ibnu Abbas sebagaimana dinukil KH. Syamsul Arifin mengklasifikasi sabar pada tga bagian. Yaitu, sabar terhadap perintah Allah, sabar terhadap, sabar terhadap hal-hal yang diharamkan Allah dan sabar terhadap musibah-musibah Allah pada wal datangnya.

Bahkan ketiga sabar tersebut memiliki derajat yang berbeda-beda. Sabar Terhadap perintah Allah akan mendapatkan 300 derajat. Sabar terhadap hal-hal yang diharamkan Allah mendapatkan 600 derajat. Sabar terhadap musibah Allah pada awal datangnya akan mendapatkan 900 derajat.

Baca Juga :  SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

KH. Syamsul Arifin menegaskan bahwa sabar merupakan setengah dari iman. Adapun setengahnya lagi adalah syukur. Jika sudah bersyukur dan bersabar maka sepenuhnya orang tersebut telah beriman.

Seperti diungkap diatas sabar tidak hanya bersikap dan menunggu secara pasif, namun harus aktif melakukan tindakan. Ketika merasa berat dengan perintah Allah atau merasa ingin sekali melakukan kemaksiatan dan ingin frustasi dengan cobaan Allah, kita tida bisa pasif berserah begitu saja.

Harus ada upaya untuk melakukan agar kesabaran tumbuh baik dalam menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan dan atas musibah. Ramadhan dalan media terbaik untuk melatih itu semua.

Jika bukan karena sabar bisa jadi orang yang berpuasa minum/makan disiang hari dengan sembunyi-bunyi, bisa menjadi melakukan kemaksiatan. Namun kondisi puasa itulah diri sendiri dengan aktif bersabar atas semua itu.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail
Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!
Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan
Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab

Baca Lainnya

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Sabtu, 14 Juni 2025 - 22:29 WIB

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Jumat, 13 Juni 2025 - 09:08 WIB

Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:27 WIB

SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Jumat, 6 Juni 2025 - 18:20 WIB

Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

TERBARU