Sering Pamer Harta? Begini Hukumnya Menurut UAH

Rabu, 24 Januari 2024 - 17:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ustad Adi Hidayat (Foto: mirror.mui.or.id)

Ustad Adi Hidayat (Foto: mirror.mui.or.id)

Frensia.id – Jagat dunia hiburan tanah air sedang dihebohkan dengan aksi pamer harta Ustad Sholeh Mahmoed Nasution atau yang biasa dikenal dengan Ustad Solmed.

Ia beberapa kali pamer rumah mewah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap, seperti kolam renang, playground, lapangan basket hingga kafe.

Ustad Solmed juga membagikan kegiatannya saat bepergian ke luar negeri, bahkan tak jarang menunjukkan aksinya menaiki mobil sport mewah Ferrari dan touring dengan motor gede.

Aksi pamer-pamer itu, dinilai netizen dianggap riya dan berbanding terbalik dengan kapasitasnya sebagai orang ustad, yang seharusnya memegang teguh Al-Qur’an yang secara jelas melarang perbuatan tersebut.

Untuk lebih jelasnya, begini penjelasan hukum pamer kekayaan oleh Ustad Adi Hidayat dalam ceramah yang diunggah di Youtube.

“Allah berfirman Alhakumut Takatsur perbuatan kalian yang sering pamer tentang kemewahan itu, tentang memperbanyak harta itu melalaikan kalian dari esensi kehidupan dunia untuk mencari bekal pulang sebelum kalian menghadap Allah SWT”.

Hatta zurtumul-maqoobir, ini kejadian yang membuat kalian lalai tidak sadar sampai-sampai kalian wafat dan mengunjungi kuburan kalian sendiri. Sampai-sampai kalian masuk ke liang lahat kalian, kalian menghitung berapa banyak warga kalian di alam kubur lantas kalian pamerkan dan kalian tidak sadar bahwa kalian pun akan masuk ke kubur yang kalian hitung-hitung itu.”

Baca Juga :  Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama

Kalla sawfa ta’lamuun, sekali-kali jangan pernah kalian lakukan yang seperti itu lagi karena suatu saat kalian akan menyadari bahwa itu semua keliru. Thumma kalla sawfa ta’lamuun kemudian ditegaskan kembali jangan pernah lakukan kegiatan itu lagi karena kalian akan menyadari bahwa semua itu keliru,” kata Ustaz Adi Hidayat menerangkan.

Hatta zurtumul-maqoobir, ini kejadian yang membuat kalian lalai tidak sadar sampai-sampai kalian wafat dan mengunjungi kuburan kalian sendiri. Sampai-sampai kalian masuk ke liang lahat kalian, kalian menghitung berapa banyak warga kalian di alam kubur lantas kalian pamerkan dan kalian tidak sadar bahwa kalian pun akan masuk ke kubur yang kalian hitung-hitung itu.”

Kalla sawfa ta’lamuun, sekali-kali jangan pernah kalian lakukan yang seperti itu lagi karena suatu saat kalian akan menyadari bahwa itu semua keliru. Thumma kalla sawfa ta’lamuun kemudian ditegaskan kembali jangan pernah lakukan kegiatan itu lagi karena kalian akan menyadari bahwa semua itu keliru,” kata Ustaz Adi Hidayat menerangkan.

Ia kemudian menjelaskan bahwa lewat surat tersebut, Allah ingin hambanya untuk tidak memperlombakan hingga menampilkan kekayaan dan kemewahan seolah mereka adalah orang yang paling hebat.

Baca Juga :  Diadakan di Baitul Amin, Peringatan Harlah Rijalul Ansor Jember Kuatkan Gerakan Berbasis Masjid

“Allah ingin memberikan informasi kepada setiap generasi dalam setiap masa yang berbeda bahwa seluruh nikmat yang dititipkan oleh Allah itu seyogyanya adalah bekal ibadah yang akan dibawa pulang dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt,” katanya.

“Bukan untuk dipamerkan, bukan untuk diperlombakan, bukan untuk hanya ditampilkan saja karena itu pernah terjadi di zaman jahiliyah. Karena itu sangat tidak diharapkan apalagi jika ada seorang Muslim yang menampilkan harta kekayaannya lantas ingin dibandingkan dengan orang lain, dibalas oleh orang lain, ditampilkan, saling menghadirkan kemewahan seakan-akan ingin menghadirkan kesan bahwa dalam hidup ini yang paling kaya, ini yang paling hebat, ini yang paling punya nilai,” lanjutnya.

Alasanannya karena segala kekayaan dan kemewahan dunia yang dimiliki seseorang tidak akan abadi dan hanya titipan yang akan gugur usai meninggal kelak.

“Saking sayangnya Allah kepada kita, turunkan surat At-Takatsur untuk mengingatkan bahwa semua harta benda itu bukan ukuran kemuliaan, kehebatan, di hadapan Allah namun titipan yang akan dipertanggungjawabkan semua itu akan hanyut, hilang ditinggalkan saat masuk ke dalam kubur,” tutupnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan
Diadakan di Baitul Amin, Peringatan Harlah Rijalul Ansor Jember Kuatkan Gerakan Berbasis Masjid
Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama
Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Baca Lainnya

Senin, 25 Agustus 2025 - 15:28 WIB

Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan

Selasa, 19 Agustus 2025 - 21:36 WIB

Diadakan di Baitul Amin, Peringatan Harlah Rijalul Ansor Jember Kuatkan Gerakan Berbasis Masjid

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:54 WIB

Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

TERBARU

Religia

Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan

Senin, 25 Agu 2025 - 15:28 WIB