Frensia.id– Aduh, Dunia hukum Indonesia kembali dikejutkan dengan pernyataan mengejutkan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Jakarta, pada 13 November 2024, Burhanuddin mengungkapkan bahwa ribuan jaksa diduga terlibat dalam judi online. Ironisnya, keterlibatan mereka disebut-sebut hanya “karena iseng”.
“Jujur saja ada pegawai yang ikut dan hanya iseng-iseng di bawah lima ribuan begitu,” ungkap Burhanuddin di hadapan para anggota dewan.
Pernyataan tersebut kontan mengundang keprihatinan luas, mengingat profesi jaksa seharusnya menjadi penjaga hukum yang tidak melanggar etika, apalagi hukum itu sendiri.
Burhanuddin menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam. Nama-nama anggota yang terlibat telah diserahkan ke bidang pengawasan untuk diproses lebih lanjut.
“Tindakan tegas akan diambil sesuai prosedur,” tambahnya, menandakan bahwa institusi kejaksaan serius dalam menanggulangi perilaku menyimpang di dalam tubuh lembaga penegak hukum tersebut.
Respons keras datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis. Melalui unggahan di akun Media X-nya, ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya atas pernyataan Burhanuddin.
“Adduhhh masa’ isengnya melanggar hukum dan norma agama sih,” tulisnya. Ia mendesak agar tindakan tegas benar-benar diterapkan.
“Tolong ditindak tegas Pak, jangan biarkan iseng itu bikin pusing negeri ini,” cuitnya, menyindir perilaku anggota kejaksaan yang terlibat.
Fenomena aparat penegak hukum yang terjerat judi online belakangan memang menjadi perhatian publik. Kasus-kasus yang melibatkan aparat kepolisian dan TNI, mulai dari kerugian keuangan, tindak kriminal, hingga tindakan nekat seperti bunuh diri, menambah kekhawatiran masyarakat.
Salah satu contoh yang sempat menjadi sorotan adalah seorang polwan yang membakar suaminya akibat kecanduan judi online.
Pernyataan Burhanuddin mencerminkan tantangan berat yang dihadapi lembaga hukum dalam menjaga integritas anggotanya. Judi online, yang awalnya dianggap sekadar hiburan atau pelepas stres, nyatanya bisa berujung pada tindakan melanggar hukum.
Publik kini berharap agar langkah pengawasan benar-benar dapat membersihkan lembaga penegak hukum dari perilaku yang merusak kepercayaan masyarakat. Akun @Gun999mas misalnya, berkomentar pada ciutan Cholil Nafis, agar hal tersebut tidak dianggap remeh.
“Sebaiknya jangan anggap enteng begitu. Akan lbh baik dia berkomitmen utk memberantas anak buahnya”, tulisnya.