Akan Ada Dua Fenomena Langka di Atas Langit, Gerhana Matahari dan Komet Setan Berpotensi Muncul Jelang Hari Raya Idul Fitri

Saturday, 30 March 2024 - 18:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar tangkapan layar akun Instagram pidiekeras

Gambar tangkapan layar akun Instagram pidiekeras

Frensia.Id- Dua Fenomena langka di atas langit akan berpotensi muncul jelang hari raya Idul Fitri kali ini. Fenomena tersebut ialah Gerhana Matahari total dan Komet Setan.

Gerhana Matahari Total dijadwalkan muncul pada 8 April 2024. Sedangkan, Komet setan berpotensi muncul mulai akhir Maret hingga 8 April 2024. Bisa jadi keduanya juga muncul secara bersamaan.

Namun, keduanya tak bisa disaksikan di Indonesia, melainkan di jalur Maine hingga Texas saat langit malam bersih.

Masyarakat tentu tidak asing dengan gerhana matahari. Lalu bagaimana dengan Komet Setan, istilah tersebut tentunya masih asing alias jarang terdengar.

Apa Itu Komet Setan?

Komet Setan merupakan fenomena langit yang langka. Komet Setan  digambarkan oleh astrofotografer Jan Erik Vallestad. Gambar itu menunjukkan raksasa bola es bersembunyi pada lingkaran gas spiral berwarna merah, hijau, dan biru, di sekitar inti es.

Pilin dalam Komet Setan tampak seperti simbol yin yang. Arus komet yang disebut cryomagma merupakan penyebabnya, di mana arus itu berputar dan membentuk rotasi penuh dalam dua pekan.

Baca Juga :  Peduli Infrastruktur Lapangan Basket, Ketua Perbasi Jatim Bagikan Ring di Kediri

Kapan Istilah Komet Setan Muncul?

Istilah komet setan muncul pada akhir tahun lalu, ketika sebuah foto yang ditangkap astrografer menunjukkan semburan api yang mirip bentuk tanduk, terdiri dari es dan gas serta ledakan berkala.

Secara resmi, batuan luar angkasa itu bernama Komet 12P/Pons-Brooks. Gambar terbaru Vallestad, yang diambil dari Norwegia, memberikan gambaran lebih detail tentang Pons-Brooks saat benda luar angkasa itu bergerak mendekat ke Matahari.

Sejarah Terbentuknya Tanduk

Para ilmuan melansir dari American Astronomical Society, memperkirakan bahwa komet setan memiliki diameter setidaknya 17 kilometer, atau 10,5 mil yang mengelilingi matahari pada orbit yang sangat elips.

Ini merupakan komet kriovolkanik atau gunung berapi es. Artinya, objek yang pernah jadi planet ini terkadang meledak ketika radiasi dari matahari membuka cangkang es atau intinya, sehingga memungkinkan menembakkan kombinasi antara es dan gas (cyromagma) dari bagian dalamnya yang sangat dingin ke luar angkasa.

Baca Juga :  PBNU Resmikan 42 SPPG dan Salurkan Paket MBG 50.000 Santri, Gus Yahya: NU Tak Bisa Sendiri, Harus Gandeng Pemerintah

Valestad Fokus Pada Inti Komet

Dia menjelaskan bahwa sebagian besar astronom berfokus pada ekor komet, yang bertambah panjang setiap malam. Namun, Vallestad memutuskan untuk fokus pada inti komet.

“Saya hanya fokus pada inti komet, mengabaikan hampir semua hal lainnya. Banyak astronom percaya ledakan komet adalah tanda aktivitas kriovolkanik. Jadi ini mungkin menjadi bukti lebih lanjut mengenai hal tersebut,” kata Vallestad, dikutip dari Daily Mail oleh Frensia.Id.

Komet Setan tahun ini akan melewati bumi untuk kali pertamnya setelah 71 tahun, terakhir terlihat pada tahun 1954.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Langkah Kolaborasi Indonesia Gandeng BRI Hidupkan Semangat Membaca di Maluku Tengah
Direktur Pascasarjana UNIIB Banyuwangi Kaji Peranan Alumni UIN KHAS Jember di Masyarakat, Ini Hasilnya!
Komisi B DPRD Jember Tunda Rapat dengan DTPHP Gegara Plt Kepala Dinas Tidak Hadir
Kantin UIN KHAS Jember Diteliti, Ini Rekomendasi Jitu agar Lebih Profesional
Musim Hujan, Tebing Rawan Longsor Ancam Madrasah di Silo
FTIK Championship UIN KHAS Resmi Ditutup, Dekan Dorong Peningkatan Kualitas Pembinaan Kemahasiswaan
Pengembangan Perumahan di Jember Bikin Saluran Irigasi Pertanian Tertutup
Viral Warga Jember Lintasi Area Pemakaman dengan Sepeda Motor

Baca Lainnya

Saturday, 22 November 2025 - 17:06 WIB

Langkah Kolaborasi Indonesia Gandeng BRI Hidupkan Semangat Membaca di Maluku Tengah

Friday, 21 November 2025 - 12:59 WIB

Direktur Pascasarjana UNIIB Banyuwangi Kaji Peranan Alumni UIN KHAS Jember di Masyarakat, Ini Hasilnya!

Thursday, 20 November 2025 - 23:25 WIB

Komisi B DPRD Jember Tunda Rapat dengan DTPHP Gegara Plt Kepala Dinas Tidak Hadir

Wednesday, 19 November 2025 - 16:23 WIB

Kantin UIN KHAS Jember Diteliti, Ini Rekomendasi Jitu agar Lebih Profesional

Tuesday, 18 November 2025 - 17:59 WIB

Musim Hujan, Tebing Rawan Longsor Ancam Madrasah di Silo

TERBARU

Hari Guru, Untuk Siapa? (Sumber: Pixabay)

Kolomiah

Hari Guru, Untuk Siapa?

Tuesday, 25 Nov 2025 - 18:53 WIB

Bupati Jember saat menemui para siswa di Kencong (Foto: Frensia/Sigit)

Economia

Bupati Fawait Ajak Siswa Kencong Cegah Pernikahan Dini

Saturday, 22 Nov 2025 - 17:19 WIB