Frensia.id – Rasulullah SAW dalam banyak hal telah memberikan teladan bagaimana menjadi pribadi muslim untuk senantiasa menjadi pemaaf.
Akan tetapi, kalimat maaf terkadang sulit untuk diucapkan oleh seseorang. Dan yang lebih sulit dilakukan adalah memaafkan.
Telah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, Hadits, dan perkataan Ulama betapa mulianya saling memaafkan.
Tapi tahukah Sobat Frensi akibat jika sulit memaafkan orang lain? Berikut frensia.id rangkum dari berbagai sumber:
Merendahkan Diri Sendiri
Dalam interaksi sosial terkadang menganggap bahwa seseorang yang meminta maaf dan mengalah untuk memaafkan orang lain, dianggap lemah dan tidak memiliki kekuatan secara derajat sosial.
Namun, disisi Allah hal demikian adalah suatu mulia dalam penilaian Allah SWT. Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut dapat dipahami Allah SWT akan menambahkan kemuliaan orang yang merendah diri untuk memberi memberi maaf, sebaliknya Allah SWT akan merendahkan diri seseorang tidak dapat merendah diri untuk memberikan maaf kepada orang lain.
Selalu Dalam Keadaan Berdosa
Salah satu keutamaan memaafkan orang lain adalah mengharapkan ridho Allah SWT. Dan menyimpan dendam dengan tidak memaafkan hanya akan menimbulkan dosa.
Melakukan dosa salah satu hal yang akan menjauhkan diri dari ridho Allah SWT.
Dalam Q.S Ayat 37 disebutkan, “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.”
Menyebabkan Stres dan Penyakit Lainnya
Seseorang yang enggan memaafkan akan selalu diselimuti rasa dendam. Oleh karena itu, akan menyebabkan mudah emosi.
Menurut Karen Lee Swartz, seorang Profesor Psikiatri dan Ilmu Perilaku, kondisi tersebut dapat menyebabkan otot-otot tubuh menjadi tegang sehingga menyebabkan detak jantung tidak beraturan. Dan dapat berakibat tekanan darah menjadi tinggi yang tidak baik untuk jantung.
Bahkan, dalam sebuah penelitian yang dilakukan Annals of Behavioral Medicine, salah satu Jurnal di Oxfofor University, menyatakan memaafkan akan membuat tubuh menjadi rileks.
Selain itu, juga disimpulkan bahwa memaafkan dapat mengurangi risiko stres dan perasaan tertekan. Sehingga seseorang yang tidak dapat memaafkan akan dapat menggangun kesehatan mentalnya.
Kesehatan mental yang tidak baik dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kualitas tidur yang baik.
Oleh karena itu, proses memaafkan dapat menjadi sarana relaksasi yang mengurangi tingkat stres, sehingga pada akhirnya ini juga berpengaruh pada pemenuhan kualitas tidur yang lebih baik.
Mengingat tingkat stres yang tinggi kerap dikaitkan dengan masalah tidur seperti insomnia atau pun hipersomnia.
Semoga Bermanfaat. Aamiin…