Belajar dari Arsenal dan Real Madrid

Rabu, 9 April 2025 - 14:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Di atas lapangan hijau, takdir berjalan seperti angin: tak bisa diprediksi, tak bisa ditahan, dan kadang bertiup ke arah yang paling tidak disangka. Real Madrid datang dengan lambang kebesaran, Arsenal menjamu dengan semangat yang tak dibebani sejarah.

Bukayo Saka, pemain muda yang jadi simbol harapan London Merah, tahu betul bahwa menghadapi Madrid bukan perkara enteng. Tapi justru karena itu, ia dan timnya merasa tak punya apa-apa yang perlu ditakutkan. Madrid sudah kenyang pengalaman—Liga Champions nyaris seperti halaman rumah mereka sendiri. Sementara Arsenal, baru sekali mencicipi final pada 2005/2006, itupun berakhir sebagai runner-up.

Tak ada mahkota, tak ada tradisi—hanya keberanian dan mimpi yang dibawa malam itu. Namun seperti dalam hidup, kadang yang tidak punya apa-apa justru bermain dengan lebih bebas—dan itulah yang membuat sang raja akhirnya ditundukkan oleh mereka yang belum punya mahkota.

Begitulah kehidupan. Tak peduli seberapa banyak piala yang sudah dikumpulkan, tak ada jaminan akan menang hari ini. Madrid, yang sudah 15 kali mengangkat trofi Liga Champions, pulang dengan tiga gol bersarang di gawangnya—tanpa balasan. Bukan karena mereka lupa cara bermain bola, tapi karena malam itu, bola memilih jatuh di kaki yang lebih lapar.

Baca Juga :  Madrid Hancurkan City, Lolos ke 16 Besar Liga Champions Berkat Hattrick Mbappe

Declan Rice mencetak dua gol. Padahal dia bukan Messi. Bukan Zidane. Tapi malam itu, entah kenapa, bola bersahabat dengannya. Mungkin karena bola juga suka pada orang yang bekerja keras dan tidak banyak gaya. Mungkin juga karena begitulah nasib: kadang yang tidak diduga justru datang membawa kejutan.

Namun, kemenangan ini bukan akhir cerita. Seperti hidup yang berputar, leg kedua masih menanti. Arsenal, yang malam ini dielu-elukan, bisa saja minggu depan jadi bahan olok-olok. Sebab takdir tidak suka pada yang terlalu cepat merasa sudah selesai. Ia sering memberi pelajaran kepada yang mulai tinggi hati.

Hidup memang begitu. Ada orang yang optimis sepanjang tahun, tapi rezekinya malah mampir ke tetangga. Ada pula yang santai-santai saja, tapi tiba-tiba dapat warisan dari paman yang tak dikenal. Seperti Real Madrid: datang ke London dengan percaya diri, pulang membawa kekalahan yang memalukan. Tapi siapa tahu, di Bernabeu nanti, keadaan berbalik?

Kemenangan Arsenal mengajarkan banyak hal. Tentang kerja sama, keberanian, dan pentingnya tak gentar menghadapi nama besar. Arsenal bukan hanya menang 3-0. Mereka memberi pelajaran bahwa masa depan tidak lahir dari ketenaran, tapi dari kerja keras, kerja sama, dan tekad yang tak bisa dibeli dengan harga kontrak Mbappé. Bahwa sejarah bisa berubah arah ketika semangat menjadi bahan bakarnya.

Baca Juga :  Duel Sengit di Bernabeu: Real Madrid vs Manchester City, Siapa Melaju ke Perempat Final?

Namun begitu, pertandingan ini juga mengingatkan satu hal penting: jangan jumawa. Sebab ujian sebenarnya justru datang setelah merasa sudah menang. Hidup tidak pernah selesai dalam satu pertandingan, seperti juga Liga Champions tidak selesai dalam satu leg.

Madrid mungkin bangkit di leg kedua. Sejarah menunjukkan mereka ahli dalam drama dua babak. Tapi kita tidak sedang membicarakan skor, kita sedang bicara soal pesan moral: bahwa dalam dunia yang penuh nama besar dan klaim-klaim kebenaran, kadang justru keberanian anak muda yang diam-diam mencuri kemenangan.

Dan seperti kata orang bijak, “Jangan pernah takut jadi kecil. Karena kadang yang kecil itulah yang cukup kuat untuk menjungkirbalikkan dunia.”

Maka, di antara tepuk tangan dan sorak sorai, Arsenal harus tetap menunduk. Karena belum tentu yang tertawa malam ini masih bisa tertawa minggu depan. Begitulah hidup: ada giliran, ada kejutan, dan selalu ada leg kedua yang bisa mengubah segalanya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan
Dari Puasa (Ramadhan) ke Pembiasaan
Kita Adalah Don Quixote yang Terhijab
Lebaran yang Membumi
Takbir Melawan Korupsi
Mudik, Kekayaan Spiritual dan Kekayaan Ekonomi
Bayang-Bayang Orde Baru dan Nir-Empati Komunikasi di Kepresidenan
Zakat dan Tuhan yang Maha Cemburu

Baca Lainnya

Kamis, 10 April 2025 - 18:09 WIB

Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan

Rabu, 9 April 2025 - 14:01 WIB

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid

Selasa, 8 April 2025 - 23:12 WIB

Dari Puasa (Ramadhan) ke Pembiasaan

Jumat, 4 April 2025 - 13:02 WIB

Kita Adalah Don Quixote yang Terhijab

Rabu, 2 April 2025 - 23:14 WIB

Lebaran yang Membumi

TERBARU

Gambar

Politia

DPR Desak PTPN XII Segera Perbaiki Jalan Rusak di Jember

Jumat, 11 Apr 2025 - 18:46 WIB

Kolomiah

Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan

Kamis, 10 Apr 2025 - 18:09 WIB

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid

Rabu, 9 Apr 2025 - 14:01 WIB

Gambar Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal! (Sumber: Grafis Frensia)

Sportia

Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal!

Rabu, 9 Apr 2025 - 08:56 WIB