Frensia.id- Belajar Falsafah kemaluan Wanita, dari karya berjudul “Vagina: Kuasa dan Kesadaran” karya Naomi Wolf terasa tak sekadar membaca buku. Melainkan, sebuah panggilan untuk kebangkitan kesadaran perempuan.
Dalam setiap halamannya, Wolf menantang kita untuk mempertanyakan—bahkan menggugat—bagaimana selama ini kita memahami tubuh perempuan, khususnya vagina, dan bagaimana pemahaman itu telah dibentuk oleh kekuatan eksternal: budaya patriarki, dogma agama, hingga ilmu pengetahuan yang bias gender.
Buku yang diterbit pada tahun 2012 ini menggugah kesadaran perempuan, sebuah seruan yang lantang agar perempuan mulai memegang kendali penuh atas tubuh, seksualitas, dan identitas mereka.
Wolf membuka mata kita dengan mengungkap bahwa vagina adalah pusat dari jaringan syaraf yang menghubungkan langsung ke otak. Apa artinya ini bagi perempuan? Artinya, pengalaman seksual tidak hanya terjadi di tubuh, tetapi juga di pikiran dan emosi.
Namun, lebih dari sekadar orgasme atau kenikmatan fisik, Wolf mengajak perempuan untuk menyadari bahwa vagina juga menjadi refleksi dari kesehatan mental dan spiritual mereka. Kondisi emosional seorang perempuan sangat dipengaruhi oleh bagaimana ia mengalami dan memaknai seksualitasnya.
Wolf dengan provokatif mengajukan gagasan bahwa selama berabad-abad, perempuan telah dicabut dari hubungan yang sehat dan penuh kasih dengan tubuh mereka sendiri. Mereka diajarkan untuk merasa malu, untuk merasa terbebani oleh tubuh mereka—vagina mereka dianggap “kotor”, “terlarang”, atau sekadar objek kenikmatan bagi laki-laki.
Ini adalah warisan dari budaya patriarki yang selama ini berusaha mengendalikan perempuan melalui tubuh mereka. Wolf menuntut perempuan untuk melawan narasi ini, untuk mulai melihat vagina mereka sebagai sumber kekuatan yang luar biasa, bukan sekadar sebagai organ reproduksi.
Wolf meneliti bagaimana stigma, tabu, dan kekerasan seksual telah mempengaruhi kesehatan fisik dan mental perempuan. Ia juga mengeksplorasi dampak dari trauma seksual yang sering kali diredam, namun mengakar dalam hubungan perempuan dengan diri mereka sendiri dan orang lain.
Wolf berbicara secara blak-blakan tentang pentingnya perempuan memiliki hubungan yang mendalam dengan tubuh mereka, tanpa rasa malu atau rasa bersalah. Ia menunjukkan bagaimana rasa percaya diri, kesadaran tubuh, dan otonomi seksual dapat membawa perempuan pada kebebasan sejati—kebebasan yang melampaui batas-batas sosial dan budaya.
Melalui buku ini, Wolf mendorong perempuan untuk mengklaim kembali tubuh mereka sebagai milik mereka sepenuhnya. Bukan milik pasangan, bukan milik masyarakat, dan tentu bukan milik para pembuat undang-undang yang mencoba mengatur hak reproduksi.
Perempuan perlu menyadari bahwa tubuh mereka adalah sumber kekuatan yang belum sepenuhnya mereka sadari atau manfaatkan. Vagina, dalam pandangan Wolf, adalah pintu menuju kesadaran yang lebih dalam—kesadaran tentang siapa kita, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita ingin menjalani hidup kita.
Wolf juga menantang konsep “seksualitas pasif” yang sering kali dilekatkan pada perempuan. Ia menegaskan bahwa perempuan harus aktif dalam memahami dan mengeksplorasi tubuh mereka sendiri. Kebahagiaan seksual bukanlah sesuatu yang datang dari luar, tetapi sesuatu yang harus ditemukan dan diciptakan dalam diri.
Vagina adalah simbol dari potensi besar yang dimiliki perempuan—potensi untuk menciptakan kehidupan, tetapi juga untuk menciptakan makna dan kebahagiaan bagi diri mereka sendiri.
Pada akhirnya, “Vagina: Kuasa dan Kesadaran” adalah sebuah seruan revolusi. Wolf mendesak perempuan untuk menghancurkan semua tembok yang selama ini membatasi mereka: tembok rasa malu, ketakutan, dan penindasan yang secara sistematis dibangun oleh masyarakat patriarkal.
Kesadaran baru ini bukan hanya soal seks atau tubuh, tetapi tentang kebebasan perempuan untuk menjadi diri mereka sepenuhnya, untuk mencintai tubuh mereka tanpa syarat, dan untuk merangkul identitas mereka tanpa rasa takut.
Melalui buku ini, Wolf memberi perempuan alat untuk membebaskan diri, tidak hanya dalam aspek seksual, tetapi juga secara emosional, spiritual, dan intelektual. Ini adalah panggilan agar perempuan mulai menghargai vagina mereka sebagai sumber kekuatan yang harus mereka miliki, pelajari, dan rayakan.
Kesadaran yang diangkat oleh Wolf sangat penting bagi masa depan perempuan—sebuah masa depan di mana perempuan tidak lagi diatur oleh orang lain, tetapi sepenuhnya mengatur diri mereka sendiri. Inilah saatnya perempuan bangkit, inilah saatnya untuk merebut kembali kekuasaan atas tubuh dan kehidupan mereka.