Frensia.id- Umumnya, seluruh tokoh-tokoh agama Islam menjelang akhir bulan puasa, menyarankan untuk memburu malam Lailatul Qadar. Ternyata tidak demikian KH Ahmad Bahauddin Nursalim. Ia malah menyarankan tidak terlalu susah payah mencari tanda-tandanya.
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akrab Gus Baha’ ini, mengemukakan bahwa semua Ummat Islam berpotensi besar mendapatkan keistimewaan malam Lailatul Qadar. Syaratnya, laksanakan ibadah yang semestinya secara optimal.
“Asal puasa, asal selalu berjamaah shalat Isya, shalat Tarawih itu dapat Lailatul Qadar”,ucapnya dikutip dalam akun Youtube, Santri Ganyeng.
Gus Baha’ menegaskan bahwa kepastian datangnya Lailatul Qadar tidak selalu bergantung pada tanda-tandanya yang sudah umum diketahui di kalangan masyarakat. Indikasi adanya kelembutan sinar matahari di siang hari maupun sebagai bisa saja tidak menandakan datangnya.
Ia menjelaskan bahwa seseorang yang tidak melihat atau merasakan tanda-tanda kedatangan Lailatul Qadar, bukan berarti ia tidak memiliki kesempatan untuk menemui malam tersebut.
Dengan demikian, perlu dipahami bahwa kedatangan Lailatul Qadar tidak selalu dapat diprediksi atau diukur dengan parameter-parameter yang konvensional.
“Tidak perlu membayangkan dan menandai siangnya matahari tidak terik. Aneh-aneh saja. Cuma alamatnya atau tanda-tandanya seperti itu. Lha terhadap alamat itu tidak perlu tahu. Malah kok kalian cari,” ungkapnya.
Baginya, dalam Hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan bahwa setiap orang Islam yang menjalankan puasa dan amalan lain Ramadhan dengan iman kepada Allah, dapat berpotensi mendapatkan Lailatul Qadar. Hal demikian, yang seharusnya menjadi fokus utama.
Gus Baha berpendapat bahwa daripada sibuk mencari tanda-tandanya, lebih baik bagi umat Islam untuk memperkuat keyakinan dan kesadaran spiritual mereka dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sungguh-sungguh. Setiap individu yang bertekad untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat iman, akan mudah mencapainya.
“Wong Nabi Muhammad dawuh tidak demikian. Yang penting, man shoma ramadhana imanan wahtisaban, ya dapat Lailatul Qadar,” tambahnya menyederhanakan.
Ungkapan ini tentu berbeda degan tokoh agama pada umumnya, kebanyakan mereka sampai mendaki-daki menjelaskan tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar. Memang banyak Hadist yang menjelaskan tanda-tandanya. Bagi Gus Baha’ yang terpenting adalah pelaksanaan ibadah dengan sungguh dan iman.