Bukan Hari Raya Ketupat, Masyarakat Situbondo Menyebutnya Tellasan Lontong

Monday, 15 April 2024 - 21:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Tellasan Lontong Situbondo (sumber: Istimewa)

Gambar Tellasan Lontong Situbondo (sumber: Istimewa)

Frensia.id-  Hal yang unik dari budaya lebaran masyarakat Muslim di Indonesia adalah tradisi hari raya ketupat. Biasanya dilakukan di tanggal 7 syawal.  Di Situbondo, tradisi ini dikenal dengan istilah tellasan lontong.

Kata tellasan adalah istilah bahasa madura yang maknanya sama dengan hari raya. Yang berbeda tentu adalah lontongnya. Walaupun lontong merupakan juga sejenis ketupat, namun secara bentuk dan dalam hal simbol tradisi keduanya sangat berbeda.

Ketupat berasal dari bahasa jawa, Kupat. Kepanjangannya ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan. Jadi istilah ketupat memang semakna dengan dengan nilai-nilai agama di momemtum lebaran.

Bukan hanya itu, ketupat juga memiliki falsah yang dalam.  Diantaranya, bungkus yang terbuat dari janur kuning disimbolkan sebagai simbol penolak bala untuk masyarakat Jawa.

Baca Juga :  Kejari Tahan Tersangka Dugaan Korupsi Sosraperda yang Sempat Mangkir dari Panggilan

Bahkan bentuknya, yang segi empat dianggap sebagai simbol “kiblat papat lima pancer“. Artinya, menggambarkan bahwa manusia pada akhirnya harus dan akan elalu kembali kepada Allah.

Sedangkan lontong, tentu tidak demikian. Walaupun isinya sama, janur kuning dan bentuknya sudah tak lagi mirip dengan ketupat. Jadi pemaknaan tradisnya dapat saja berbeda atau bahkan bisa hilang.

Menanggapi hal yang demikian, Gus Kholil Syamsuri, asal Sumber Anyar Mlandingan Situbondo mengemukakan bahwa sebenarnya tak ada masalah yang penting dalam perbedaan tersebut.

Baginya, tellasan lontong itu sama dengan hari raya ketupat. Hanya makanannya yang berbeda. Substansi tradisinya masih sama.

Tradisi tahlil untuk memperingati 6 hari puasa syawal. Bisa disebut tellasan keni’,“ujarnya pada crew frensia.id 15/04/2024.

Baca Juga :  Satlantas Polres Jember Menindak 1.945 Pelanggar Selama Operasi Zebra Semeru 2025

Jadi walaupun memakai lontong, bacaan dan dzikir yang dipanjatkan tetap sama. Sama dianggap sebagai medium menghayati puasa syawal.

Selain disebut sebagai lebaran lontong, banyak juga menyebutnya dengan hari raya kecil. Disebut demikian, sebab dianggap sebagai hari rayanya ummat Muslim yang melaksanakan puasa selama 6 hari di bulan syawal.

Terkait dengan lontong, menurutnya hanya sebagai pengganti ketupat saja. Ia menduga dulu awalnya, masyarakat Situbondo juga merayakannya dengan ketupat.

Pada perkembangannya,janur kuning mulai sedikit jumlahnya atau langkah. Masyarakat kemudian menggantikannya  dengan daun pisang.

Dulunya ya Janur kuning masih banyak. Kerena lebih mudah mendapatkan daun pisang, ya kemudian lebih milih lontong,” ujarnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ibu di Jember Diduga Aniaya Bayinya Hingga Tewas
Ana Aniaty Pimpin DPC PDI Perjuangan Banyuwangi! 3 Perempuan Pejuang Jadi KSB
Kakek di Jember Ditemukan Tewas di Kebun Tebu
KAI Jember Siapkan 144 Ribu Tiket untuk Libur Nataru, Ada Diskon 30%!
Demi Pendidikan Politik Kaum Muda, DPC PDI Perjuangan Banyuwangi Gelar Kongkow Pemuda
Pemkab Jember Sebut Perumahan di Jember Banjir Akibat Hak Sungai Dirampas
Jadi Langganan Banjir, Ini Kisah Pilu Warga Jember Beli Perumahan di Bantaran Sungai
Jembatan Penghubung Dua Dusun di Jember Putus Diterjang Banjir Luapan Sungai

Baca Lainnya

Monday, 22 December 2025 - 16:16 WIB

Ibu di Jember Diduga Aniaya Bayinya Hingga Tewas

Monday, 22 December 2025 - 09:33 WIB

Ana Aniaty Pimpin DPC PDI Perjuangan Banyuwangi! 3 Perempuan Pejuang Jadi KSB

Sunday, 21 December 2025 - 18:15 WIB

Kakek di Jember Ditemukan Tewas di Kebun Tebu

Thursday, 18 December 2025 - 15:25 WIB

KAI Jember Siapkan 144 Ribu Tiket untuk Libur Nataru, Ada Diskon 30%!

Thursday, 18 December 2025 - 11:41 WIB

Demi Pendidikan Politik Kaum Muda, DPC PDI Perjuangan Banyuwangi Gelar Kongkow Pemuda

TERBARU

Gambar Tragedi Perayaan Natal, Pernah Dikaji Pakar Riset Konflik Politik (Sumber: Grafis Frensia/Gmn)

Historia

Tragedi Natal, Pernah Dikaji Pakar Riset Konflik Politik

Thursday, 25 Dec 2025 - 00:26 WIB