Buku Binatangisme, Terjemahan Mahbub Djunaidi dari Animal Farm

Rabu, 4 Desember 2024 - 21:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar

Gambar "Buku Binatangisme, Terjemahan Mahbub Djunaidi dari Animal Farm" sumber edit by Muhammad Riyadi

Frensia.id – Buku Binatangisme, terjemahan Mahbub Djunaidi dari Animal Farm karya George Orwell merupakan sebuah sajian satir politik yang tak lekang oleh waktu.

Binatangisme terbit pertama kali pada 1983 oleh penerbit IQRO Bandung, karya ini muncul di tengah situasi politik Indonesia yang penuh tekanan di era Orde Baru.

Mahbub Djunaidi, seorang kolumnis ternama dengan gaya humornyad dan bahasa yang tajam, membawa semangat perlawanan terhadap otoritarianisme melalui terjemahan ini.

Buku Animal Farm yang pertama kali diterbitkan pada 1945, awalnya kurang mendapat perhatian.

Belakangan dunia menyadari bahwa novel ini bukan sekadar kisah dongeng tentang hewan, melainkan alegori tajam terhadap kekuasaan otoriter, khususnya sebagai kritik terhadap rezim totaliter Uni Soviet di bawah Joseph Stalin.

Melalui cerita tentang pemberontakan hewan di Peternakan Manor yang akhirnya berubah menjadi rezim baru yang sama represifnya, Orwell menguliti ironi revolusi yang melahirkan penindasan baru.

Baca Juga :  Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

Mahbub Djunaidi menyadari kekuatan simbolik ini dan menerjemahkannya ke dalam konteks Indonesia dengan cerdik.

Berbeda dengan terjemahan pertama oleh Joesoef Souyb pada 1963 yang berjudul Kisah Pertanian Hewan, Mahbub memilih pendekatan yang lebih bebas.

Ia kemudian memberi judul Binatangisme, sebuah istilah yang langsung mengarah pada filsafat politik hewan dalam cerita tersebut.

Gaya terjemahan Mahbub tidak terikat secara harfiah pada teks asli, tetapi lebih pada esensi makna yang dibalut dengan karakter tulisan khasnya.

Mahbub menyuntikkan gaya bahasa khas Indonesia, membuat kisah ini terasa akrab bagi pembaca lokal.

Dialog-dialognya hidup, penuh humor sinis yang kontekstual dengan situasi politik saat itu, menjadikan pembaca seolah menikmati karya yang ditulis langsung oleh penulis Indonesia.

Baca Juga :  Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan

Meskipun demikian, ada konsekuensi dari terjemahan kebebas ini, yakni beberapa puritan sastra mungkin menganggap bahwa terjemahan Mahbub kurang berpedoman pada naskah asli.

Namun, justru itulah yang menjadi kelebihan, Binatangisme bukan sekadar terjemahan, tetapi adaptasi yang relevan dan menyegarkan.

Terjemahan ini memperkuat pesan universal Orwell tentang bahaya absolutisme dan penyelewengan kekuasaan.

Mahbub berhasil menjembatani kritik Orwell kepada generasi pembaca Indonesia, menjadikan Binatangisme bukan hanya bacaan wajib bagi penikmat sastra, tetapi juga refleksi kritis terhadap kekuasaan di setiap era.

Dengan gaya yang satire dan penuh parodi, Binatangisme tetap menjadi karya yang relevan, mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan tirani adalah kisah yang terus berulang.

Melalui buku terjemahan ini, Mahbub Djunaidi membuktikan bahwa sastra bisa menjadi senjata perlawanan yang ampuh.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z
MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi
KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data
Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ
PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik

Baca Lainnya

Selasa, 3 Juni 2025 - 19:24 WIB

PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 19:47 WIB

KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Kamis, 22 Mei 2025 - 21:07 WIB

Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data

TERBARU

Sumber: Istimewa

Regionalia

Kasdam Brigjen TNI Minta Warga Jaga Hasil Pembangunan TMMD

Rabu, 4 Jun 2025 - 17:34 WIB

Gambar Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa (Sumber: Grafis Frensia)

Kolomiah

Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa

Senin, 2 Jun 2025 - 23:32 WIB

DPC PDIP Jember saat menggelar upacara (Sumber foto: Sigit)

Politia

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 2 Jun 2025 - 07:00 WIB