Frensia.id – Indah Amperawati Masdar, atau yang lebih dikenal sebagai Bunda Indah, secara resmi ditetapkan sebagai Bupati Lumajang setelah memenangkan Pilkada 2024.
Namun, di balik euforia kemenangannya, Bunda Indah mengungkapkan pengalaman berat selama proses pilkada.
Ia ngungkapkan pengalaman traumatisnya terkait biaya politik selama Pilkada.
“Pertama, saya merasakan betul trauma politik di Pilkada kemarin ini sangat berat”, ujarnya dalam potongan video yang beredar dalam akun resminya di tiktok,20/01/2025.
Dalam keterangannya, Bunda Indah mengaku mengalami trauma akibat besarnya biaya politik yang harus dikeluarkan selama kampanye.
“Cost politiknya cukup besar
dibandingkan tiga pilkada pilihan rakyat
sebelumnya,” ungkapnya.
Dalam pernyataannya, Ia menyoroti besarnya anggaran yang harus dikeluarkan untuk memenangkan kontestasi politik tersebut.
Menurutnya biaya politik yang besar ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi seorang calon kepala daerah. Ia menekankan bahwa tingginya cost politik dapat menjadi masalah serius bagi para kandidat.
Karena itu, calon pemimpin yang sudah mengeluarkan anggaran besar harus memiliki komitmen kuat untuk tidak berniat mengembalikan dana tersebut melalui cara-cara yang tidak etis.
“Maka seorang calon bupati yang sudah mengeluarkan kos politik yang besar
jangan pernah ada dalam pikirannya untuk bisa mengembalikan dana politik yang sudah dikeluarkan”, tambahnya.
Ia menyebutkan, seorang calon pemimpin yang telah mengeluarkan biaya besar tidak boleh memiliki pemikiran untuk mengembalikan dana tersebut setelah terpilih.
“Kalau dia punya pikiran akan mengembalikan dana politik yang besar itu kembali. maka yang terjadi adalah korupsi,” tegas Bunda Indah.
Pernyataan ini menyoroti realitas keras dalam dunia politik, di mana biaya kampanye sering kali menjadi beban berat bagi para kandidat. Bunda Indah mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus berfokus pada pengabdian, bukan pada keuntungan pribadi.
Berdasarkan hasil Pilkada Lumajang, pasangan Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma berhasil unggul dengan perolehan 320.942 suara, mengalahkan pasangan Thoriqul Haq dan Lucita Izza Rafika yang memperoleh 306.748 suara.
Penetapan pasangan terpilih dilakukan tiga hari setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan tidak ada sengketa dalam Pilkada Lumajang.
Pandangan Bunda Indah ini membuka diskusi penting tentang reformasi sistem politik dan pembiayaan kampanye di Indonesia, agar demokrasi tetap berjalan sehat tanpa mengorbankan integritas para pemimpin.
Kemenangan ini menjadi bukti kepercayaan masyarakat Lumajang kepada kepemimpinan Bunda Indah.
Namun, di balik itu semua, pengalaman trauma yang dirasakannya menjadi refleksi tentang mahalnya harga demokrasi di tingkat daerah.
Bunda Indah berharap, ke depan, ada solusi untuk menekan biaya politik dalam pemilihan agar tidak menjadi beban berat bagi para calon pemimpin, sekaligus mencegah potensi korupsi akibat tekanan finansial pasca-Pilkada.