Cafe Modern, Ternyata Bentuk Revolusi Ngopi Zaman Klasik

Rabu, 17 Juli 2024 - 10:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Cafe Modern, Ternyata Bentuk Revolusi Ngopi Zaman Klasik (Sumber: Mashur Imam/Picture)

Gambar Cafe Modern, Ternyata Bentuk Revolusi Ngopi Zaman Klasik (Sumber: Mashur Imam/Picture)

Frensia.id- Cafe modern di perkotaan mengalami pertumbuhan cukup pesat. Ada banyak ragam, bahkan terbilang saling bersaing seperti toko-toko modern lain. Ternyata, merebaknya cafe tersebut dianggap salah satu bentuk revolusi budaya ngopi zaman klasik.

Toko hingga pasar modern selama ini dalam dikursus kontestasi ekonomi, selalu berlawanan dengan bentuk tradisionalnya. Kenyataan ini tampak tidak terjadi pada kontestasi munculnya cafe modern.

Cafe modern dianggap bukan sebagai tandingan budaya kopi zaman dahulu. Mereka tampil mirip dengan kebiasaan ngopi zaman lama untuk melawan industri instan yang muncul di era modern.

Fakta ini yang diungkap oleh tiga akademisi asal Universitas Negeri Jember (UNEJ). Ketiganya bernama, Nazala Zaikumar Elfa Rizqi, Destri Aulia Wulandari dan Dinda Putri Maharani.

Temuan mereka telah disusun dalam bentuk jurnal. Sudah terbit di Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora pada setahun yang lalu, 2023.

Baca Juga :  Kunjungan ke Bazar UMKM, Wabup Jember: Penggerak Ekonomi Bukan Hanya dari APBD

Kajian mereka dilakukan dengan memakai pendekatan teori sistem Walter Buckley dan bahkan diperkuat dengan Teori Sistem Umum milik Niklas Luhmann. Kedua teori untuk melihat fenomena perkembangan sistem sosial yang terjadi pada budaya ngopi dewasa ini.

Menurutnya, ada dua jenis aktor budaya ngopi yakni orang suka kopi dan pencinta. Baginya orang yang suka kopi identik dengan tradisi ngopi zaman lama. Yang mereka suka, rasa pahit kopi yang original dibuat dari hasil kebun kopinya sendiri dan diproses sendiri.

Pada perkembangannya, orang yang suka ngopi ini memasuki era industrialisasi modern. Perkembangan kopi sachet atay instan mulai muncul.

Era modern menyerang para tradisi para penyuka kopi. Budaya ngopi yang pada awalnya jadi tradisi rumahan berubah menjadi budaya komersial di tempat publik.

Perubahan tersebut oleh tiga akademisi UNEJ yang disebut di atas, dijelaskan dipengaruhi oleh maraknya industri kopi instan. Tradisi ngopi zaman tradisional yang dilakukan melalui pembuatan manual pun pelan-pelan ditinggalkan.

Baca Juga :  Peran Penting Asisten Penulisan dalam Meningkatkan Aksesibilitas Karya Ilmiah bagi Penulis Pemula

Pada kondisi demikian cafe modern lahir dengan metode yang hampir serupa dengan yang lama. Mereka muncul menawarkan pembuatan kopi dengan teknik manual sebagaimana yang tradisi lama, untuk melawan industri kopi instan.

Pada titik singgungan demikian, para pencinta kopi mulai melakukan perlawanan pada kopi instan yang berkembang. Mereka tidak mau meminum kopi sachet, sebab dianggapnya telah tercampur unsur yang mengganggu cita rasa kopi.

Cafe modern menjadi tempat para pencinta kopi. Bagi para akademisi, keistimewaan cafe modern sebenarnya hanya pada masuknya teknologi modern dan berkembangnya varian rasanya.

Secara teknik, sebenarnya mereka tampak sama menawarkan budaya ngopi dengan cara lama. Jadi, terlihat sebagai bentuk revolusi  yang tetap mempertahankan manual brew sebagaimana budaya ngopi era klasik.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Kunjungan ke Bazar UMKM, Wabup Jember: Penggerak Ekonomi Bukan Hanya dari APBD
Istimewa! Warteg Gratis Alfamart Hadirkan 54.000 Paket Berbuka untuk Kaum Duafa di 36 Kota
Buka Puasa Gratis Sepanjang Ramadan 2025! Alfamart dan WINGS Group Gandeng Warteg UMKM di 36 Kota Bantu Kaum Duafa
Rekomendasi Wisata Kuliner di Jember, Rasakan Sensasi Makan Bak di Tepi Persawahan Bali hingga Naik Kereta di Atas Danau Buatan
Polemik Nasi Padang: 4 Fakta yang Bikin Publik Heboh
Strategi Marketing, Rumah Makan di Tulungagung Mempunyai Nama yang Gokil
Riset Etnomatematika Buktikan Ketupat di Desa Alasmalang Banyuwangi Memuat Konsep Geometri dan Satuan Tidak Baku
Jajanan Legendaris, Pentol Goreng Wringin Bondowoso Perhari Habiskan Ratusan Telur

Baca Lainnya

Minggu, 16 Maret 2025 - 09:00 WIB

Kunjungan ke Bazar UMKM, Wabup Jember: Penggerak Ekonomi Bukan Hanya dari APBD

Selasa, 4 Maret 2025 - 18:21 WIB

Istimewa! Warteg Gratis Alfamart Hadirkan 54.000 Paket Berbuka untuk Kaum Duafa di 36 Kota

Selasa, 4 Maret 2025 - 18:17 WIB

Buka Puasa Gratis Sepanjang Ramadan 2025! Alfamart dan WINGS Group Gandeng Warteg UMKM di 36 Kota Bantu Kaum Duafa

Jumat, 20 Desember 2024 - 08:23 WIB

Rekomendasi Wisata Kuliner di Jember, Rasakan Sensasi Makan Bak di Tepi Persawahan Bali hingga Naik Kereta di Atas Danau Buatan

Sabtu, 2 November 2024 - 04:21 WIB

Polemik Nasi Padang: 4 Fakta yang Bikin Publik Heboh

TERBARU

Ilustrasi Silaturahim Saat Lebaran (Sumber: Generated AI)

Educatia

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Selasa, 1 Apr 2025 - 08:23 WIB

Kolomiah

Takbir Melawan Korupsi

Senin, 31 Mar 2025 - 10:50 WIB