Calon Petahana di Pilkada Jawa Timur, Mesti Didukung Pesantren Sebagai Elit Lokal Untuk Menang

Thursday, 29 August 2024 - 05:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Calon Petahana di Pilkada Jawa Timur, Mesti Didukung Pesantren Sebagai Elit Lokal Untuk Menang(Sumber Canva)

Gambar Calon Petahana di Pilkada Jawa Timur, Mesti Didukung Pesantren Sebagai Elit Lokal Untuk Menang(Sumber Canva)

Frensia.id- Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati untuk Pada Pilkada Jawa Timur yang menang selalu didukung oleh Pesantren sebagai elit lokal. Hal demikian telah banyak dibuktikan oleh hasil riset.

Salagh satu riset yang menyatakan hal ini, adalah hasil penelitian Abdul Chalik. Temuannya telah diterbitkan dalam Karsa pada tahun 2015 silam.

Baginya, terlihat jelas peran strategis yang dimainkan oleh elite lokal berbasis pesantren dalam mendukung kemenangan para Bupati dan Walikota di berbagai daerah. Fenomena ini menjadi contoh yang menegaskan bahwa kekuatan kiai dan santri di daerah-daerah dapat berpengaruh signifikan dalam memenangkan kandidat politik, terutama petahana (incumbent).

Ia memandang dari 19 Kabupaten dan Kota yang berpartisipasi dalam Pilkada serentak di Jawa timur, 16 wilayah berhasil dimenangkan oleh petahana. Dominasi yang mereka punya ternyata tidak hanya terletak pada akses jaringan dan pendanaan yang kuat, tetapi juga pada dukungan yang berasal dari elite lokal berbasis pesantren.

Chalik membaca fenomena ini dari sudur pandang teori Powercube. Dengan teori ini didapatkan sebuah pemahaman yang lebih mendalam mengenai cara kerja kekuasaan elite lokal.

Kekuasaan Petahana tidak hanya terlihat secara terbuka melalui aksi-aksi politik yang kasat mata (visible power), tetapi juga melalui kekuasaan tersembunyi yang beroperasi di balik layar (hidden power). Bahkan ada juga yang bentuknya tidak disadari oleh banyak orang (invisible power).

Baca Juga :  Narasi Pincang Pesantren

Hal demikian yang dilihat Chalik dapat menciptakan dinamika politik yang kompleks. Elite pesantren tidak hanya beroperasi dalam ruang-ruang yang diizinkan oleh kekuatan politik formal (invited spaces). Akan tetapi, ternyata juga mampu mempengaruhi ruang-ruang tertutup (closed spaces) yang hanya bisa diakses oleh segelintir orang.

Meskipun begitu, terdapat tantangan dalam mendorong elite lokal ini untuk lebih aktif dalam ruang-ruang yang diciptakan secara mandiri (created spaces), atau yang sering disebut sebagai third spaces. Ruang ini mencerminkan inisiatif politik yang lebih independen dan progresif.

Kekuatan lokal dapat membangun platform mereka sendiri di luar struktur politik tradisional. Namun, keterlibatan elite pesantren di ruang ini masih relatif minim.

Dalam konteks ruang dan kekuasaan yang berlapis-lapis tersebut, elite lokal berbasis pesantren membangun sinergi yang kuat dengan kekuatan politik dominan. Mereka bukan hanya berperan sebagai pendukung moral atau spiritual, tetapi juga menjadi aktor penting yang membantu petahana mempertahankan kekuasaannya.

Baca Juga :  Pemkab Jember Warisi Utang Rp 214 M Program J-Keren, Bupati Fawait Cari Solusi

Dukungan dari pesantren menjadi salah satu pilar utama yang menentukan arah politik di daerah. Keberadaannya menciptakan hubungan simbiosis antara kekuatan politik dan agama.

Keterlibatan elite pesantren dalam politik lokal bukanlah fenomena baru. Pilkada yang ditekitinya, menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga stabilitas dan kontinuitas kekuasaan di daerah-daerah.

Perpaduan antara kekuatan politik dan agama ini menegaskan bahwa dalam konteks lokal, politik tidak hanya soal strategi dan taktik. Lebub dari itu, juga soal bagaimana kekuasaan dipelihara dan diperkuat melalui jaringan-jaringan sosial yang kuat, termasuk yang dibangun di pesantren-pesantren.

Dengan demikian, Pilkada 2015  di Jawa Timur dapat dilihat sebagai contoh nyata dari bagaimana kekuatan politik lokal diwarnai oleh pengaruh pesantren. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam demokrasi lokal, bukan hanya aktor-aktor formal yang memiliki pengaruh, tetapi juga kekuatan-kekuatan kultural yang terintegrasi dalam kehidupan masyarakat.

Pesantren, dengan jaringannya yang luas dan kuat, memainkan peran krusial dalam menentukan peta politik di daerah. Yang pada akhirnya, juga menjadi masa depan politik di tingkat nasional.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Sapa Masyarakat, Legislator Edi Cahyo Purnomo Soroti Tingginya Angka Pengangguran di Jember
Penjelasan Kronologis Anggota DPRD Jember dari Sidak Hingga Melapor ke Polres
Disebut Maling Saat Sidak Irigasi, Anggota DPRD Jember Lapor ke Polres
Terkait Video Viral Gelontongan Kayu Di Banjir Sumatra! Dirjen Gakkumhut: Wamen Sudah Melakukan Operasi
Legislator DPRD Jatim Satib Berikan Bantuan Roda Tiga untuk Warga Sumbersari Jember
Diriset Sejumlah Akademisi! PCNU Jember Pernah Sukses Hentikan Tambang
Konsesi Tambang NU, Akademisi Muhammadiyah: Jangan Tergesa-gesa!
Gubernur Khofifah Sebut Inseminasi Buatan yang Masif Kunci Swasembada Daging

Baca Lainnya

Tuesday, 2 December 2025 - 16:44 WIB

Sapa Masyarakat, Legislator Edi Cahyo Purnomo Soroti Tingginya Angka Pengangguran di Jember

Monday, 1 December 2025 - 13:30 WIB

Penjelasan Kronologis Anggota DPRD Jember dari Sidak Hingga Melapor ke Polres

Monday, 1 December 2025 - 12:25 WIB

Disebut Maling Saat Sidak Irigasi, Anggota DPRD Jember Lapor ke Polres

Sunday, 30 November 2025 - 15:12 WIB

Terkait Video Viral Gelontongan Kayu Di Banjir Sumatra! Dirjen Gakkumhut: Wamen Sudah Melakukan Operasi

Saturday, 29 November 2025 - 21:37 WIB

Legislator DPRD Jatim Satib Berikan Bantuan Roda Tiga untuk Warga Sumbersari Jember

TERBARU

(Foto: Tangkapan layar)

Regionalia

Viral di Medsos Sopir Mobil di Bawah Umur Alami Laka di Jember

Wednesday, 3 Dec 2025 - 12:22 WIB

Tiga Cara Membaca Banjir di Sumatra Menurut August Comte (Sumber:Prastyo)

Educatia

Tiga Cara Membaca Banjir di Sumatra Menurut August Comte

Wednesday, 3 Dec 2025 - 12:12 WIB