Frensia.id- Desa Patemon Kecamatan Bungatan, Situbondo, terkenal sebagai penghasil gula merah. Sayangnya, ada riset yang mengatakan bahwa pengembangannya masih kurang memiliki prospek atau dinilai lemah oleh para peneliti.
Masyarakat desa Patemon banyak yang memiliki pohon aren. Banyak serius memproduksi nira dari pohon aren tersebut untuk diperdagangkan. Salah satunya, tentu adalah diproduksi sebagai gula merah.
Prosesnya masih terbilang sangat tradisional. Masih diolah oleh industri perumahan dan bahkan masih diperdagangkan dari mulut ke mulut.
Walaupun demikian, kualitas gula merah yang dihasilkan cukup berkualitas. Bahkan nira yang menjadi bahannya juga memiliki rasa berkualitas.
Fenomena ini membuat beberapa tim peneliti dari Universitas Abdurachman Saleh Situbondo terdorong untuk menelitinya. Beberapa di antaranya adalah Bahrawi, dan Sulistyaningsih dan Sumarno.
Temuan telah disusun dalam bentuk jurnal. Bahkan, telah terbit pada Repository kampusnya pada tahun 2015.
Hasil kajiannya, masyarakat Patemon telah dapat menghasilkan pendapatan dari industri ini rata-rata Rp. 1.764.000. Meskipun demikian prospeknya dinilai tidak layak.
Hal demikian didasarkan pada analisis Benefit-Cost (B/C) ratio. Rata-ratanya hanya 0,28. Hal demikian menunjukkan bahwa usaha ini tidak menguntungkan jika dikembangkan lebih lanjut.
Banyak faktor yang mempengaruhi. Dari harga gula yang rendah, sulitnya bahan aren dan juga tenaga kerja yang dibutuhkan.
Untuk itu, mereka merekomendasikan perlu adanya modernisasi proses produksi. Para produsen perlu meningkatkan kompetensi teknologi dan metode produksi dari yang sederhana menuju ke arah yang lebih modern.
Hal demikian dianggapnya dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, serta memberikan nilai tambah yang lebih maksimal.
Selian itu, juga perlu didukung dengan strategi pemasaran yang lebih luas. Hingga penelitian mereka ditulis, jangkauan pemasaran hanya menunggu konsumen datang ke warung/toko lokal.
Mereka menganggap sudah saatnya, menjual produk gula merah di pasar tradisional Bungatan, tempat wisata Pasir Putih Situbondo, dan pusat oleh-oleh Situbondo. Dengan memasarkan ke wilayah yang lebih luas, produk gula aren dapat dikenal oleh lebih banyak konsumen.
Secara keseluruhan, mereka juga mendorong adanya modernisasi produk. Dianggap perlu dibranding secara matang agar menarik dan lebih layak dijual.