Di Akhir Zaman, Beragama Butuh Uang

Kamis, 27 Februari 2025 - 14:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Dulu, orang tua kita sering menasehati bahwa harta itu seperti air laut: makin diminum, makin haus. Tapi hari ini, tanpa harta, kita justru bisa tenggelam. Lihatlah sekeliling. Sekolah-sekolah Islam butuh dana operasional, pesantren memerlukan biaya renovasi, dan masjid pun tak bisa berdiri hanya dengan doa. Bahkan berdakwah di media sosial pun memerlukan kuota internet, bukan sekadar semangat belaka.

KH. Musleh Adnan, dalam pengajiannya, mengingatkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani: 

إِذَا كَانَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ؛ لَا بُدَّ لِلنَّاسِ فِيهَا مِنَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيرِ؛ يُقِيمُ الرَّجُلُ بِهَا دِينَهُ وَدُنْيَاهُ. (أخرجه الطبراني في المعجم الكبير).

“Di akhir zaman manusia tidak bisa lepas dari (harus punya) uang (dirham dan dinar), dengan uang ia bisa menegakkan agamanya dan urusan dunianya“. (HR. Imam Ath-Thabrani rahimahullah wafat 918 M di Isfahan Iran dalam Kitab Al-Mu’jam Al-Kabir).

Baca Juga :  Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan

Dirham dan dinar, konteks sekarang finansial atau uang, bukan sekadar alat transaksi, melainkan penyambung antara dunia dan akhirat. Dengan uang, seseorang bisa menjaga agamanya, memperkuat pendidikannya, dan merawat tempat ibadahnya.

Tentu, narasi ini bertentangan dengan pemahaman klasik tentang zuhud yang sering diasosiasikan dengan hidup miskin dan sederhana. Tapi sejarah mencatat, kekayaan bukanlah musuh agama. Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Nabi, dikenal sebagai saudagar kaya yang membiayai dakwah Islam.

Utsman bin Affan membeli sumur untuk keperluan umat. Bahkan, dalam konteks kekinian, institusi pendidikan Islam modern berdiri megah bukan karena wirid panjang semata, tetapi juga berkat rekening yang sehat. 

Realitasnya, agama ini memerlukan dukungan finansial. Bayangkan pesantren yang kekurangan dana hingga santri-santrinya makan ala kadarnya. Atau masjid yang tak bisa membayar listrik, hingga azan hanya terdengar sayup dari corong masjid sebelah. Kita tak bisa terus-menerus menggantungkan keberlangsungan dakwah pada sumbangan sporadis dan infak seikhlasnya. 

Baca Juga :  Seru! Menjelang Buka Puasa Ramadan, Jalanan Padat Akibat Masyarakat War Takjil

Namun, memperbanyak harta bukan berarti memupuk keserakahan. Yang dituntut adalah kesadaran bahwa uang adalah alat perjuangan, bukan tujuan akhir. Kekayaan yang diberkahi adalah yang bermanfaat bagi banyak orang, bukan yang disimpan dalam rekening tanpa faedah.

Maka, menjadi kaya bagi seorang Muslim bukan sekadar pilihan, tapi keharusan. Karena di zaman ini, tanpa uang, kebaikan sering kali tertunda, dan kebenaran kerap kehilangan panggung. 

Di akhir zaman ini, perjuangan tak hanya membutuhkan doa dan semangat, tapi juga dana. Doa saja tak cukup. Tanpa uang, kebaikan macet, kebenaran redup, dan agama? Bisa tinggal nama. Seperti kata-kata bijak yang patut direnungi “Kalau ingin memenangkan pertarungan, pastikan kau tak datang dengan tangan kosong.”

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan
Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan
Ramadhan dan Kita yang Sibuk Sendiri
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Bikin Haru, Jawaban Nyai Sinta Ketika Ditanya Tentang Kebiasaan Buka Puasa Gus Dur
Tag :

Baca Lainnya

Rabu, 9 April 2025 - 07:16 WIB

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:26 WIB

Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:52 WIB

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

TERBARU

Babi hutan liar saat sudah diburu warga (Sumber foto: istimewa)

Regionalia

Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan Liar Saat Mandi

Jumat, 25 Apr 2025 - 17:19 WIB

Opinia

Fatayat NU, Geliat Perempuan dan Wajah Keadilan

Kamis, 24 Apr 2025 - 21:45 WIB