Frensia.id – Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizal Syahyadi dengan judul, “Sinergitas Pendidikan Vokasi, Pemerintah dan Dunia Usaha-Dunia Industri dalam Menyongsong Merdeka Belajar”, Jurnal Proceeding Politeknik Negeri Lhokseumave, Vol.4 No.1 November 2020, menyatakan bahwa salah satu hal penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pada pendidikan tinggi vokasi adalah kreativitas dan inovasi.
Untuk mewadahi kebutuhan ini, pemerintah telah menetapkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bertujuan untuk menyiapkan lulusan yang kreatif, inovasi, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Selanjutnya, dijelaskan bahwa kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka akan dapat berjalan optimal jika pemerintah, industri, dunia usaha-dunia industri mampu bersinergi serta saling mendukung dalam mewujudkan kebijakan tersebut.
Sementara itu, dunia industri hari ini membutuhkan riset terapan dan inovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan industri yang kian kompleks.
Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan Peluncuran Program Doktor Terapan di Jakarta, Selasa (20/2).
Muhamad Fajar Subkhan, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, mengatakan bahwa adanya program doktor terapan, perguruan tinggi vokasi dapat mendukung industri dengan menghasilkan lulusan yang kompeten.
Menurutnya, saat ini sejumlah bidang industri membutuhkan SDM dengan kapasitas dan kemampuan menghadapi tantangan dalam industri di masa depan yang semakin kompleks.
Dalam pelaksanaannya nanti, program doktor terapan akan menyertakan kolaborasi dengan dunia industri. Dalam hal ini fokus riset harus mengambil topik-topik yang menjadi persoalan industri.
“Industri ingin ada kelembagaan di perguruan tinggi yang dapat mendukung kebutuhan-kebutuhan mereka akan riset terapan. Program doktor terapan ini adalah wadah untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut,”, ungkap Fajar Subkhan.
Sebelumnya, pendidikan tinggi vokasi meliputi jenjang Diploma I, Diploma II, Diploma III, Sarjana Terapan, dan Magister Terapan. Dengan pengembangan jenjang doktor ini, pendidikan tinggi vokasi pun akan semakin berdampak dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Dengan Peluncuran Program Doktor Terapan ini, maka penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi telah lengkap. Pendidikan vokasi menjulang ke langit menghunjam ke bumi,” pungkasnya.