Falsafah Tellasan Lontong Sebagai Lebaran Kecil Masyarakat Situbondo

Selasa, 16 April 2024 - 22:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Falsafah Lontong (Sumber: Freepik)

Gambar Falsafah Lontong (Sumber: Freepik)

Frensia.id- Masyarakat memiliki tiga jenis hari raya, yakni idul fitri, Idul Adha dan lebaran lontong. Idul fitri dan idul adha dilaksanakan sebagaimana pada umumnya. Yang unik adalah hari lontong, di beberapa daerah umum disebut hari raya kecil atau ketupat. 

Hari raya kecil umumnya diistilahkan oleh mereka sebagai tellasan lontong. Pelaksanaannya dilaksanakan pada tanggal 7 syawal.

Biasanya masyarakat muslim Indonesia pada umumnya menyebutnya lebaran ketupat. Memekai ketupat karena mengandung simbol nilai-nilai atau falsafah tertentu.

Ketupat diartikan sebagai “ngaku lepat“. Artinya mengakui kesalahan. Pemaknaan ini searah dengan ajaran Islam dalam merayakan kemenangan besar setelah berpuasa. Tentu masih banyak makna yang lain selain makna falsafah tersebut.

Masalahnya, masyarakat muslim Kabupaten Situbondo tidak lagi mengistilahkannya sebagai hari raya ketupat. Mereka menyebutnya sebagai hari raya lontong.

Baca Juga :  Bupati Gus Fawait Keluarkan SE Anak Sekolah Belajar Secara WFH

Sebagaimana ketupat, mestinya lontong memiliki makna juga. Dengan kata lain, juga memiliki dimensi nilai-nilai yang diyakini.

Lantas apa saja falsafah tellasan lontong? Dilansir dari Babad.id, adalah sebagaimana berikut ini:

Falsafah Makna Lontong

Lontong merupakan kependekan dari olono dadi kothong. Maknanya adalah kejelekan menjadi kosong.

Dalam konteks momen lebaran, lontong melambangkan penghapusan dosa dan kesalahan kita melalui proses bermaaf-maafan.

Filosofi lontong memiliki kemiripan dengan ketupat. Keduanya menggambarkan tindakan mengakui kesalahan atau dosa yang telah dilakukan.

Selain itu lontong yang juga dikenal sebagai klontong atau jembatan kecil. Makna filosofisnya, dapat menjadi alat perantara untuk membantu orang lain dengan hati yang lapang.

Baca Juga :  DPRD Banyuwangi Minta Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dalam RPJMD 2025-2029 Dinaikkan

Lontong atau klontong seperti jembatan kecil yang memudahkan orang untuk melangkah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini menggambarkan bahwa dengan hati yang terbuka dan jiwa yang luas, seseorang lebih cenderung untuk membantu orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Falsafah Tekstur

Lontonng memiliki tekstur lunak namun tidak lembek. Hal demikian dapat menjadi metafora untuk hati yang dapat menerima nasihat dengan mudah. Orang yang memiliki hati yang lunak juga cenderung membantu orang lain.

Diharapkan setelah momen lebaran dan proses bermaaf-maafan. Hati akan kembali menjadi lembut dan siap untuk menerima nasihat serta memberikan bantuan kepada sesama.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rapat Paripurna Pemkab dan DPRD Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB
Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M
Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura
Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda
Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Baca Lainnya

Kamis, 21 Agustus 2025 - 05:52 WIB

Rapat Paripurna Pemkab dan DPRD Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB

Rabu, 20 Agustus 2025 - 22:25 WIB

Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M

Rabu, 20 Agustus 2025 - 05:32 WIB

Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura

Selasa, 19 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:58 WIB

Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar

TERBARU

ilustrasi Gedung MK yang tampak retak, menggambarkan rapuhnya independensi lembaga penjaga konstitusi di tengah tekanan politik.

Opinia

“Jangan Menghantam DPR”: Retaknya Independensi MK

Jumat, 22 Agu 2025 - 10:40 WIB