Frensia.id- Malam ini di Berlin, stadion menjadi saksi betapa Inter Milan morat-marit di Final Liga Champions. Seakan tidak sanggup menolak laju badai yang bernama Paris Saint-Germain.
Para penggemar Inter yang datang dengan penuh keyakinan mendapati diri mereka terbungkam, sementara fans PSG berdiri di tribun, menggema dengan lagu-lagu kemenangan yang terdengar nyaring dan penuh suka cita.
Pertandingan belum genap 12 menit ketika Hakimi membuka skor. Dari umpan silang Doue, ia muncul bak bayangan, dan menaklukkan Sommer tanpa ampun. Sebuah pertanda buruk bagi Inter, yang tampak kaget dan kebingungan.
Belum sempat merapikan barisan pertahanan, Inter kembali diterkam oleh serangan kilat PSG. Pada menit ke-20, serangan balik yang diarsiteki Dembele berujung pada tendangan voli Doue, yang memantul di kaki Dimarco sebelum melewati Sommer.
Skor menjadi 2-0, dan Inter terlihat semakin lesu. Suasana stadion seakan beralih menjadi panggung pesta bagi PSG.
Di bangku cadangan Inter, wajah para pemain tertunduk, dan Inzaghi berusaha memberi instruksi yang tak terdengar di tengah sorak-sorai lawan.
Meski demikian, Inter masih berupaya. Thuram dan Barella mencoba mencari celah, tetapi setiap usaha mereka terhenti di kaki Donnarumma atau ditepis oleh barisan pertahanan PSG yang disiplin.
Menit ke-63, Vitinha memimpin serangan balik yang mematikan. Ia mengirim umpan kepada Doue, dan pemain muda itu kembali membuat Sommer memungut bola dari jalanya.
Skor 3-0 untuk PSG, dan asa Inter semakin memudar. Satu per satu para pemain Inter seperti kehilangan keyakinan, sementara pasukan Luis Enrique semakin beringas.
Gol keempat PSG lahir dari kecepatan Kvaratskhelia pada menit ke-73. Ia memanfaatkan umpan Dembele dan berlari bebas menuju kotak penalti Inter.
Hanya ada Sommer di hadapannya, dan dengan satu sentuhan, ia mencungkil bola melewati kiper asal Swiss itu. Para penggemar PSG melompat dan berpelukan, seakan gelar sudah dalam genggaman.
Namun PSG belum selesai. Menit ke-86, Barcola dan Mayulu menari di antara pertahanan Inter. Dengan umpan-umpan pendek yang memukau, mereka mengacak-acak barisan belakang Nerazzurri sebelum Mayulu menuntaskan aksi indah itu dengan sepakan mendatar ke tiang jauh.
Skor menjadi 5-0, dan Inter benar-benar tenggelam.
Di pinggir lapangan, Inzaghi hanya bisa terpaku. Para pemain Inter berjalan lesu, sementara peluit akhir berbunyi sebagai penanda berakhirnya mimpi mereka di final ini.
PSG merayakan kemenangan terbesar di final Liga Champions, dan Inter hanya bisa menatap kosong trofi yang pernah mereka menangkan di masa lalu.
Malam ini, Paris Saint-Germain menjadi raja Eropa. Mereka menari di atas reruntuhan Inter, meninggalkan cerita yang akan dikenang oleh para penggemar sepak bola tahun ini.
Penulis : Mashur Imam