Genderuwo Dalam Cerita Rakyat Amerika

Kamis, 22 Februari 2024 - 20:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Versi Pixabay

Ilustrasi Versi Pixabay

Frensia.id- Mitos-mitos tentang makhluk halus sering ada dalam hikayat leluhur semua masyarakat. Bukan hanya Indonesia, di beberapa belahan dunia pasti ada mitos yang diwariskan secara turun temuran. Kadang, masing-masing mitos saling berhubungan bahkan memiliki kesamaan. Salah satunya adalah genderowo di Indonesia dan kisah Bigfoot di Amerika.

Sebuah penelitian menjelaskan mitos genderowo dan bigfoot di Amerika. Adhyatma Akbar penulisnya dan karya tersebut dapat diakses di researchgate.

Menurutnya, Keberadaan hantu genderuwo dipercaya oleh masyarakat Hindu dan Buddha. Hal demikian dipercaya sebelum kedatangan Islam ke Nusantara.

Secara bahasa, “genderuwo” berasal dari bahasa Kawi, yaitu “gandharwa”. Asal-usul mitos tentang genderuwo dapat ditelusuri kembali ke mitos kuno Persia.

Baca Juga :  Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

Mitos ini kemudian diadopsi oleh masyarakat Hindu-Buddha di Indonesia. Genderuwo dalam keercayaan mereka digambarkan sebagai sosok pria yang tinggal di kayangan.

Sedangkan Bigfoot, Sebagian masyarakat di Amerika meyakini bahwa Bigfoot adalah makhluk yang nyata. Terbukti di Washington, terdapat peraturan yang mengatur tentang melukai atau membunuh Bigfoot.

Meskipun beberapa orang percaya pada keberadaan Bigfoot, ada yang mengkritik popularitasnya karena muncul dalam kartun, acara realitas, dan iklan, yang dianggap mengurangi kevalidan potensial dari penelitian ilmiah serius.

Bigfoot telah dimanfaatkan dalam kampanye perlindungan lingkungan oleh pemerintah, meskipun beberapa di antaranya dianggap sebagai lelucon, seperti yang dilakukan oleh U.S. Forest Service pada tahun 2015.

Baca Juga :  Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan

Selain itu, Bigfoot sering disebut dengan nama Sasquatch. Kegiatan mencari atau meneliti makhluk ini sering disebut sebagai squatching, yang dipopulerkan oleh serial Animal Planet, Finding Bigfoot. Mereka yang meneliti atau mengikuti Bigfoot dan menyebutnya sebagai squatcher.

Konklusi dalam penelitian ini kemudian menyimpulkan bahwa Genderuwo dan Bigfoot memiliki kesamaan utama dalam hal bentuk atau penampilan, di mana keduanya digambarkan sebagai kera besar yang berbulu lebat dengan mata yang menakutkan.

Sedangkan perbedaan utamanya adalah pada cerita yang dikembangkan. Bagi masyarakat Indonesia Genderuwo dipercayai sebagai makhluk halus, sementara Bigfoot dianggap sebagai spesies kriptid, yakni sebutan umum pada  makhluk misterius yang diragukan keberdaannya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ
Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket
Resmi Selesai, Ujian SSE UM-PTKIN UIN KHAS Jember Berlangsung Kondusif Tanpa Ada Kecurangan
Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI
PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z
MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi
KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Baca Lainnya

Selasa, 17 Juni 2025 - 11:54 WIB

Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ

Senin, 16 Juni 2025 - 11:59 WIB

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:37 WIB

Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI

Selasa, 3 Juni 2025 - 19:24 WIB

PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

TERBARU

Educatia

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Senin, 16 Jun 2025 - 11:59 WIB