Inisial M.E.H dalam Karya-Karya Kahlil Gibran, Siapakah Sosok Tersebut?

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 16:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto kahlil gibran (Ilustrasi/Arif)

foto kahlil gibran (Ilustrasi/Arif)

Frensia.id- Selama hidupnya Gibran menghasilkan sekitar 17 karya, dalam bentuk prosa dan puisi. Secara umum dapat dibagi menjadi dua, menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Penggunaan dua bahasa tersebut mempunyai maksudnya masing-masing. Apabila menggunakan bahasa Arab, artinya Gibran mencoba untuk memberi ajakan dan menggugah bangsa-bangsa Arab, termasuk bangsanya sendiri, yaitu Libanon, agar sadar akan kondisi yang terjadi dan turut serta membantu menghapuskan penjajahan yang terjadi di negeri-negeri mereka.

Apabila menggunakan bahasa Inggris, artinya Gibran bermaksud untuk menyadarkan bangsa-bangsa Barat akan pentingnya perdamaian dan persaudaraan.

Seluruh karyanya merupakan hasil dari sensitifitasnya yang tinggi dalam menilai sesuatu lebih-lebih dalam persoalan cinta sebagai grand tema yang ia gunakan.

Kemampuannya yang begitu halus dalam menggunakan kalimat tidak bisa dilepaskan dari lika-liku kehidupannya yang tergolong tragis.

Roda kehidupan yang ia jalani antara kesepian dan perpisahan senantiasa saling bertukar, sehingga membuat nalurinya begitu peka dan ekspresif terhadap suasana emosional.

Seperti yang tercatat dalam beberapa referensi yang memuat mengenai biografi pria ini. Dikisahkan ia telah menjalin relasi romantik dengan banyak perempuan, seperti Hala Dahir, Josephine Preston Peabody, Mary Elizabeth Haskell, Barbara Young dan May Ziadah.

Baca Juga :  The Architecture of Love, Film Romance yang Menghadirkan Pertarungan Eksistensial Dalam Diri

Dari semua perempuan-perempuan tersebut tidak ada satu pun yang berakhir dengan kondisi bahagia. Sampai akhir hidupnya ia tetap hidup sendirian.

Mungkin kenyataan-kenyataan inilah yang menjadikan kalimat-kalimatnya bernuansa kemurungan dan kesenduan.

Dari banyak perempuan yang pernah dekat dan singgah di hatinya, ada satu yang menjadikan Gibran harus mengakui dan berhutang budi kepadanya.

Dimana perempuan tersebut mempunyai andil kepada Gibran dalam meniti karir pendidikannya. Dia adalah seorang perempuan bernama Mary Elizabeth Haskell, pada tahun 1904.

Seorang yang menaruh perhatian terhadap seni dan pendidikan. Ia pula yang mengirim dan membiayai Gibran ke Paris untuk melanjutkan pendidikannya.

Atas jasa-jasanya tersebut, Gibran mengabadikan namanya di setiap pembukaan bukunya, dengan menggunakan inisial M.E.H.

Bagi pembaca karya-karya Kahlil Gibran, entah dalam bahasa induknya atau terjemahan, pasti tidak akan asing dengan untaian kalimat yang cukup puitis dan kira-kira sukar untuk dimaknai secara sepintas, berikut kalimatnya:

Baca Juga :  “Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis”, Buku Panduan Bagi Penulis Pemula

“Untuk dia yang memandang matahari dengan mata berbinar, merengkuh bara api dengan jemari yang tak bergetar dan mendengar nada spiritual dari keabadian di balik pekik ribut si buta”.

Untuk M.E.H. Aku persembahkan buku ini. Gibran.

Kalimat tersebut selalu mengawali karya-karyanya dan diakhir kata akan ia cantumkan nama perempuan yang sangat berjasa dalam jenjang karir pendidikannya tersebut.

Dalam perjalanan hidup Gibran, setelah kesuksesannya semakin memuncak dengan terbitnya The Prophet, penyakit yang selama ini diidap kembali kambuh, yakni kesepian dan kesunyian. Hubungannya secara pribadi dengan Mary Elizabeth Haskell mulai renggang.

Karena menurut M.E.H, Gibran tidak lagi membutuhkan dirinya, lalu ia menikah dengan sahabat Gibran.

Dan akhir dari kisah romontis penyair yang banyak mempengaruhi remaja yang sedang jatuh cinta ini, lagi-lagi kandas dan terbuang sia-sia.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Mandi Pagi di Pantai: Kebiasaan Menyehatkan yang Didukung Ilmiah
Timbreng Ulu, 5 Pesona Daerah Perbatasan Pinggiran Kota Situbondo
Petualangan Don Quixote, Novel Besar yang Bercerita tentang Orang Gila
The Architecture of Love, Film Romance yang Menghadirkan Pertarungan Eksistensial Dalam Diri
Dag Solstad, Sastrawan Terbesar Norwegia Tutup Usia
AMRM Tuntut Perbaikan Layanan Mudik di Pelabuhan Jangkar
Jobin, Novel Terbaru Pidi Baiq di Awal Tahun 2025
Ekspedisi Alexander yang Agung, Berjumpa dengan Manusia-Kuda

Baca Lainnya

Rabu, 2 April 2025 - 16:15 WIB

Timbreng Ulu, 5 Pesona Daerah Perbatasan Pinggiran Kota Situbondo

Selasa, 1 April 2025 - 23:23 WIB

Petualangan Don Quixote, Novel Besar yang Bercerita tentang Orang Gila

Senin, 31 Maret 2025 - 19:20 WIB

The Architecture of Love, Film Romance yang Menghadirkan Pertarungan Eksistensial Dalam Diri

Senin, 17 Maret 2025 - 22:14 WIB

Dag Solstad, Sastrawan Terbesar Norwegia Tutup Usia

Senin, 17 Maret 2025 - 15:13 WIB

AMRM Tuntut Perbaikan Layanan Mudik di Pelabuhan Jangkar

TERBARU

Gambar

Politia

DPR Desak PTPN XII Segera Perbaiki Jalan Rusak di Jember

Jumat, 11 Apr 2025 - 18:46 WIB

Kolomiah

Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan

Kamis, 10 Apr 2025 - 18:09 WIB

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid

Rabu, 9 Apr 2025 - 14:01 WIB

Gambar Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal! (Sumber: Grafis Frensia)

Sportia

Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal!

Rabu, 9 Apr 2025 - 08:56 WIB