Frensia.id – Final Liga Champions yang berlangsung pada Sabtu pagi (01/06/25) di Olympiastadion Berlin menjadi momen paling pahit bagi Inter Milan.
Alih-alih meraih gelar juara, tim asuhan Simone Inzaghi justru mencatatkan sejarah kelam.
Sejak Liga Champions pertama kali digelar pada 1955, hanya satu klub yang pernah kalah dengan selisih lima gol di final, yaitu Eintracht Frankfurt pada tahun 1960. Kala itu, Frankfurt kalah 7-3 dari Real Madrid di Hampden Park, Glasgow.
Artinya, sudah 65 tahun lamanya tak ada lagi klub yang kalah dengan margin lima gol di final. Kekalahan Inter Milan ini pun menempatkan mereka sejajar dengan Frankfurt, menjadi klub yang mengalami nasib tragis di laga puncak Eropa.
Dalam sejarah final Liga Champions, biasanya laga puncak berjalan ketat. Jarang sekali ada klub yang menang lebih dari tiga gol, apalagi lima gol.
Kemenangan besar PSG atas Inter ini pun menjadi catatan tersendiri, mengingat biasanya final adalah panggung penuh drama dan kehati-hatian.
Namun, di Berlin, Inter Milan terlihat tak mampu mengimbangi permainan cepat dan efektif PSG yang tampil nyaris sempurna.
Bagi para pendukung Inter Milan, kekalahan ini menjadi luka mendalam. Mereka yang datang jauh-jauh ke Berlin berharap melihat tim kesayangan mereka mengangkat trofi justru harus pulang dengan kekecewaan.
Inter Milan, yang terakhir kali menjuarai Liga Champions pada 2010, kini harus menanggung label sebagai salah satu klub yang kalah terburuk di partai final.
Mereka harus menelan kekalahan memalukan 0-5 dari Paris Saint-Germain (PSG), kekalahan terbesar yang pernah mereka alami di partai final Liga Champions.
Sejak peluit awal, Inter Milan terlihat kesulitan menghadapi permainan cepat dan agresif PSG. Baru tujuh menit laga berjalan, Kylian Mbappe sudah mencetak gol pertama, memanfaatkan kelengahan lini belakang Inter.
Sepuluh menit kemudian, Vitinha menggandakan keunggulan lewat sepakan jarak jauh yang tak mampu dijangkau kiper Yann Sommer. Inter mencoba merespons, tetapi justru semakin terpuruk.
Pada menit ke-35, Ousmane Dembele menambah gol ketiga, dan Achraf Hakimi memastikan babak pertama berakhir 4-0 dengan golnya pada menit ke-44.
Babak kedua berjalan dengan intensitas yang sedikit menurun, namun PSG tetap mendominasi. Inter Milan tampak tak mampu mengembangkan permainan, meski beberapa kali mencoba membangun serangan melalui Lautaro Martinez dan Marcus Thuram.
Harapan Inter untuk bangkit akhirnya pupus setelah Mbappe kembali mencatatkan namanya di papan skor di menit ke-75.
Skor 5-0 ini menjadi akhir yang pahit bagi Nerazzurri, sekaligus mencatatkan mereka sebagai salah satu klub dengan kekalahan paling memalukan di final Liga Champions.