Jember “Masih” Darurat Curanmor. Banyak Yang Khawatir dan Warganet Pertanyakan Kinerja Kepolisian

Sumber; Ilham Hidayatullah dan @InfoJember

Frensia.id- Entah siapa dalangnya, hingga saat ini pencurian tetap marak di Jember. Dari media sosial, faktanya sangat mencengangkan. Sejak bulan kemarin tampaknya pihak kepolisian belum sukses mengamankan warganya dari komplotan para pencuri ini.

Berdasar penelusuran Crew Frensia.id, pencurian motor tampak terjadi di akhir bulan. Tanggal 20-27 Januari 2024 kemarin, banyak viral pencurian motor yang seolah dilakukan secara serentak.

Misalnya di akun instagram @infojember merilis video CCTV aksi pencurian di sebuah gang. Pencuri memakai motor Honda Beat bernopol P 2767 JO. Ugguhan video tersebut ramai dikomentari warganet. Sebagian dari mereka mempertanyakan tindakan pihak kepolisian. Kejadian dilaporkan tanggal 27 Januari 2024. Informasi ini telah pernah dilansir sebelumnya oleh Frensia.id.

Bacaan Lainnya

Hampir sebulan, akun tersebut kembali mengunggah kejadian serupa. Kali ini motor yang dicuri adalah CRF 150 bernopol P 2709 IG. Kejadianya dilaporkan tanggal 22 Februari 2024.

Sebagaimana postingan pertama, Warganet juga mempertanyakan kerjaan pihak kepolisian. Misalnya, salah satu akun @etis_site, berkomentar, “Polisine emok ngurusi knalpot blong tok”.

Bukan hanya di medsos saja, crew Frensia.id juga menemukan berita pencurian yang terjadi di beberapa daerah. Bahkan hampir berbarengan.

Salah satunya, pada dini hari tanggal 23, Seorang Mahasiswa UIN Kiai Haji Ahmad Shiddiq Jember, mengaku temannya telah kehilangan motor.

Bagi yang menemukan sepeda motor Vario 125 tahun 2018 dengan plat nomer F 6379 FDK. SEGERA MENGHUBUNGI NO 081903603359  BAGI YG MENEMUKAN AKAN DIBERI IMBALAN YG SETIMPAL” catat Ilham dalam beberapa group WAnya sebagai usaha untuk mencari motor temannya yang hilang.

Ia menyampaikan kepada crew Frensia.id bahwa lokasinya kehilangan di Barat kampusnya, UIN Khas Jember. Sedangkan waktunya berkisar jam 02.00 dini hari hingga menjelang subuh.

Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi atau rilis dari pihak yang berwajib.

Fakta maraknya Curanmor ini, oleh beberapa pakar sebenarnya telah teridentifikasi. Pemerintah bisa memakai hasil rekomendasi penelitian yang ada.

Misalnya, penelitian tentang Curanmor yang dilakukan oleh Meyda Arynta dan temen-temannya pada tahun 2020 kemarin. Mereka menemukan bahwa tindakan Curanmor dipengaruhi oleh tingkat pengangguran terbuka, kepadatan penduduk, persentase penduduk miskin, dan persentase penduduk yang tidak pernah sekolah. Dari temuan ini merekomendasi hal penting yang perlu diperlemah agar curanmor tak lagi marak.