Frensia.Id- Sebuah kafe di Jember, Jawa Timur, mencuri perhatian dengan konsep bisnis yang unik. Kafe bernama Timeline yang terletak di dalam Perumahan Rich Village, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember ini tidak hanya menjual menu minuman dan kopi, tetapi juga menjadikan akses internet berkecepatan tinggi sebagai menu utama yang dijual secara khusus kepada pelanggan.
Bahkan, saking andalnya koneksi internet yang ditawarkan, kafe ini didatangi hampir 50 peserta dari berbagai wilayah, termasuk dari luar Jawa, untuk mengikuti war memperebutkan visa kerja Australia.
Menurut owner kafe Timeline, Antonius Ambar Widodo menyampaikan konsep bisnis mereka memang berbeda dari kafe pada umumnya. Mereka tidak memberikan internet gratis, melainkan menjualnya per jam dengan jaminan kualitas dan kecepatan.
“Gimik kami adalah kafe kopi yang punya internet super hebat, super cepat. Internet ini bukan kami berikan gratis, tapi justru menjadi main menu kami,” katanya, Rabu (15/10/2025).
Selanjutnya kata dia, kafe tersebut menyediakan menu internet dengan jaminan kecepatan yang unlimited dan dedicated (khusus).
“Kami open kecepatan 1 gigabyte (GB), yang disokong oleh provider Jatayu.id. Untuk harga, kami menyediakan dua jalur. Jika pakai Wi-Fi, harganya Rp25.000 per jam. Sementara untuk dedicated kabel, kami jual Rp100.000 per jam dengan jaminan kualitas terbaik,” ujarnya.
Ambar menambahkan, kafe Timeline adalah satu-satunya di Jember yang berani fokus menjual layanan internet secepat dan berkualitas tinggi. Dia juga menyebut, bahwa kafe ini sendiri telah beroperasi sejak tahun 2019.
Menurutnya, keandalan internet Timeline terbukti saat kafe tersebut hari ini digunakan sebagai lokasi war atau perebutan 5.000 visa kerja gratis ke Australia selama tiga tahun.
“Kami juga kaget, hari ini ada hampir 48 peserta yang datang untuk war memperebutkan visa tersebut. Menariknya, dari total itu, cuma kurang dari lima orang yang berasal dari Jember. Sisanya datang dari luar kota, bahkan ada yang dari luar Jawa seperti Makassar, Solo, Karanganyar, Tulungagung, hingga Pare,” jelasnya.
Peserta rela datang jauh-jauh ke Jember karena sudah mencoba trial di tempat lain dan menilai internet Timeline punya diferensiasi super cepat.
“Mereka sudah berjuang seharian, dan saya lihat tidak ada isu atau kendala soal kecepatan internet. Kami memang membuka koneksi 1 GB untuk mereka semua, dengan kecepatan upload dan download yang sama,” paparnya.
Sementara itu, seorang pria yang memperebutkan Work and Holiday Visa (WHV) Australia, Alvin Jafri Jamjam (25) rela menempuh perjalanan dari Blitar ke Jember. Dia mencari kafe dengan fasilitas internet berkecepatan tinggi yang dinilai krusial dalam war visa tersebut.
Alvin mengaku memilih Jember karena mendapatkan informasi bahwa kafe Timeline di sana menyediakan internet dedicated yang stabil, sebuah fasilitas yang jarang ia temukan di Blitar.
“Agendanya memang untuk war WHV. Saya sudah coba cari-cari ke se-Jawa, dan yang internetnya dedicated (khusus) aku ketemunya di sini [Jember],” ungkapnya.
Alvin, yang saat ini berusia 25 tahun, menjelaskan bahwa ini adalah upaya keduanya mengikuti war WHV Australia. Upaya pertama gagal karena ia hanya menggunakan internet dengan kecepatan 100 Mbps, yang dinilai kurang mendukung.
“Kecepatan internet itu sangat penting. Kalau saya dengar dari kawan-kawan, internet cepat dan device yang mumpuni itu penting banget,” terangnya.
Saat mencoba WHV untuk kali kedua di Jember, Alvin merasa lebih optimis karena internet di kafe tersebut memang sangat kencang dan stabil. Kendati sudah menggunakan internet super cepat, Alvin mengalami kendala tak terduga yang menyebabkan dia gagal mendapatkan visa pada kesempatan kedua ini.
“Tadi sempat masuk server, di 3 atau 5 menit pertama. Sudah mengisi semua data, dan beranjak ke hasil. Ternyata tiba-tiba ada notifikasi gagal karena saldo tidak mencukupi Rp60 juta,” tandasnya.