FRENSIA.ID– Aktivitas bisnis di lingkungan kampus UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember sedang disorot. Sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh akademisi kampus, Muhammad Sodikin dan Ahmad Vikri Dzukkarnin, telah membedah tuntas manajemen keuangan usaha mikro di kantin kampus tersebut.
Hasil studinya, yang terbit dalam Kalijaga: Jurnal Penelitian Multidisiplin Mahasiswa tahun 2025, menemukan bahwa mayoritas pedagang masih menjalankan roda usahanya secara informal dan mengandalkan intuisi, jauh dari praktik profesional.
Studi kasus kualitatif deskriptif ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan di kantin UIN KHAS Jember masih minim perencanaan dan pencatatan yang konsisten. Biaya operasional utama, yang didominasi oleh pembelian bahan baku pokok, sewa, dan penggunaan listrik, diurus tanpa kendali inventaris atau strategi pengadaan yang efisien.
Bahkan, pengembangan produk dan strategi pemasaran pun masih terbatas dan tidak didasarkan pada data atau riset selera konsumen kampus.
Peneliti menyimpulkan bahwa manajemen keuangan yang tidak terstruktur ini berisiko menghambat efisiensi dan keberlanjutan usaha mikro di lingkungan akademik. Untuk mendorong praktik kewirausahaan yang lebih produktif, penelitian ini memberikan rekomendasi strategis.
Pertama, pedagang dianjurkan untuk segera meningkatkan literasi keuangan mereka dan mengadopsi praktik pembukuan sederhana agar pencatatan arus kas menjadi konsisten. Langkah ini krusial untuk mengukur kesehatan finansial usaha.
Kedua, inovasi produk dan menu tidak boleh lagi asal-asalan. Pedagang disarankan melakukan survei pelanggan secara rutin, memastikan varian menu yang dihadirkan benar-benar sesuai dengan permintaan mahasiswa dan civitas akademika.
Terakhir, pemanfaatan media sosial untuk promosi kini menjadi keharusan, memungkinkan pedagang memperluas jangkauan dan menarik lebih banyak pembeli. Temuan ini diharapkan menjadi referensi penting bagi institusi akademik dalam menggalakkan pendampingan kewirausahaan yang lebih terarah dan profesional.








