Frensia.id- Sudah menjadi pengetahuan umum apabila kegiatan yang diselenggarakan oleh NU dan Banom-Banomnya akan berjalan lancar tetapi dengan ketentuan waktu berdasarkan undangan sering kali melewati batas.
Hal ini pernah dijadikan joke oleh mantan ketua umum PBNU, Gus Dur, apabila ada yang ingin menjatuhkan bom pada acara yang diselenggarakan oleh NU, pasti gagal, tidak kena sasaran. Karena menurutnya, setiap kali NU membuat acara pasti jamnya mundur.
Sebagaimana Konferensi GP Ansor Cabang Kencong ke IX, diselenggarakan pada hari Selasa (20/08) berlokasi di aula Universitas Al-Falah As-Sunniyah (UAS) Kencong.
Undangan yang dikirimkan oleh panitia menunjuk pada angka 13.00 WIB, menjadi mundur sampai sekitar 2 jam-an.
Sudah tidak asing lagi dan senantiasa seperti itu dari acara ke acara yang lain dan dari generasi ke generasi selanjutnya.
Tetapi tidak hanya perihal tersebut yang menjadi tradisi, tetapi juga humor para pimpinan NU selalu segar dan terwariskan dari generasi ke generasi.
Termasuk ketua Tanfidziyah PCNU Kencong, Kyai Zainil Ghulam, ketika memberi sambutan. Kyai muda asal Gumukmas tersebut sepertinya cukup kompeten untuk membuat humor.
Sambutan sebelumnya disampaikan oleh Gus Rijal Mumazziq, selaku rektor UAS, sempat menyinggung kepada ketua PW GP Ansor Jatim, H.Musyaffa Safril selaku owner sarung batik haromain (SBH).
Dalam sambutannya Gus Ghulam, sebagaimana akrab dipanggil oleh warga NU cabang Kencong, menyatakan bahwa dirinya baru tahu kalau pemilik SBH adalah ketua PW GP Ansor Jatim, yang pada waktu itu berada dihadapannya.
“saya sudah mengoleksi sarung batik haromain, tetapi yang lama”, ujarnya yang langsung mendapat sambutan gelak tawa dari para peserta konferensi.
Tidak kalah menarik pula, ketika Gus Ghulam memberi tanggapan kepada salah satu statement, yang masih diucapkan oleh Rektor UAS, bahwa para kader NU diatas podium layaknya sedangkan ketika didepan pintu rumah seperti Hello Kitty.
Sambil mengutip salah satu maqolah dari Imam Al-Ghazali, menurutnya ia berpegang teguh kepada pendapat Imam yang menjadi panutan oleh kalangan Sunni dibidang tasawuf tersebut.
“sabar terhadap kelakuan istri merupakan ujian dari para wali”, jelasnya yang diucapkan dalam bahasa Jawa.
Spontan saja kelakar yang juga mengandung ilmu tersebut mendapatkan sambutan dan sorak dari para hadirin.
Tidak hanya joke-joke segar yang disampaikan oleh Kyai muda tersebut, salah satu yang cukup menarik dan sesuai dengan konteks konferensi tersebut, beliau menyampaikan dalam bahasa Arab bahwa setiap orang mempunyai masanya dan setiap masa juga mempunyai orang atau penggeraknya.